Ramadhan sebagai bulan barokah, bulan dengan ‘nur’ istimewa dengan segala keutamaan yang telah disebarkan Allah SWT pada bulan ini. Harapan kita ‘nur’ atau cahaya Ramadhan akan tetap membias pada bulan-bulan lain di luar Ramadhan. Khusus Ramadhan tahun ini, memiliki nilai plus bagi bangsa Indonesia. Nilai plus itu ialah pada tanggal 7 Ramadhan 1431 H, bertepatan dengan 17 Agustus 2010. Hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Momen yang sangat tepat bagi kita untuk lebih khusyuk mensyukuri anugrah dan nikmat kemerdekaan ini.
Pada hitungan kemerdekaan yang ke-65, sudah semestinya kita mengevaluasi berbagai hal yang sudah kita raih, program yang belum terlaksana, atau program yang gagal, dan segala sesuatu yang masih berantakan. Menghujat semua kegagalan bukanlah suatu penyelesaian. Namun terbuai dengan berbagai kesuksesan hanya akan membuat kita menjadi lengah. Walaupun kita pernah dijajah jepang selama 3,5 tahun, waktu yang singkat jika dibandingkan masa penjajahan Belanda yang mencapai 3,5 abad, namun menorehkan ‘luka’ yang cukup dalam, akan tetapi ada baiknya kita mencontoh kebangitan Jepang. Negri mereka yang diluluh lantakkan bom oleh Amerika, membuat mereka menjadi bangsa yang bersatu. Bersatu menata puing-puing kehancuran. Sebagai Negara yang rentan dengan bencana gempa, justru hal ini membuat ilmu mereka semakin terasah, mereka terus melakukan penelitian dan uji coba bagaimana ‘bertahan’ dengan bencana yang tidak mungkin mereka hindari ini. Sedangkan kita jika terjadi bencana, kita malah sibuk menyalahkan berbagai pihak.
Khusus dalam dunia pendidikan, masih banyak hal-hal yang harus kita benahi. Mencermati polemik UN yang tiada habis-habisnya, setiap tahun kebijaksanaan UN mengundang kontroversi, program RSBI yang bernuansa trial and error dan dipaksakan. Namun apakah semua masalah itu selesai hanya dengan saling menyalahkan? Tentu tidak teman.
Salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah negri ini adalah jika kita semua sama-sama berusaha ‘belajar’ untuk dapat menempatkan diri sebagai ‘sumber solusi’ bukan ‘sumber masalah’. Seperti pesan Rasulullah; Ibda’ binafsih. Dengan nuansa iman dan kesucian Ramadhan kita introspeksi diri, apa yang telah kita lakukan untuk Indonesia sesuai dengan posisi profesi kita masing-masing.
Berikut ini adalah kutipan pesan-pesan dari George Carlin, seorang komedian di era 70-an dan 80-an. Sungguh tepat jika pesan-pesan beliau ini kita jadikan renungan di HUT RI ke 65 tahun ini. Walaupun beliau seorang comedian, ternyata ia mampu menulis sesuatu yang sangat menyentuh dan bijak.
Paradoks dalam zaman di masa hidup kita adalah
bahwa kita memiliki gedung-gedung yang lebih tinggi
tetapi kesabaran yang pendek,
jalan bebas hambatan yang lebih lebar
tetapi sudut pandang yang lebih sempit.
Kita mengeluarkan uang lebih banyak, tetapi memiliki lebih sedikit.
Kita membeli lebih banyak, tetapi menikmati lebih sedikit.
Kita memiliki rumah yang lebih besar dan keluarga yang lebih kecil,
lebih nyaman, tetapi waktu yang lebih sedikit.
Kita memiliki lebih banyak gelar, tetapi logika yang lebih sedikit,
Kita lebih banyak pengetahuan, tetapi penilaian yang lebih sedikit,
Kita lebih banyak ahli, tetapi lebih banyak masalah,
Kita lebih banyak obat-obatan, tetapi kesehatan yang lebih sedikit.
Kita minum dan merokok terlalu banyak,
meluangkan waktu dengan terlalu ceroboh,
tertawa terlalu sedikit, menyetir terlalu cepat,
marah terlalu besar, tidur terlalu larut,
bangun terlalu lelah, membaca terlalu sedikit,
menonton TV terlalu banyak, dan berdoa terlalu jarang.
Kita telah melipatgandakan barang milik kita, tetapi mengurangi nilai kita.
Kita terlalu banyak berbicara, terlalu jarang mencintai,
dan terlalu sering membenci.
Kita telah belajar bagaimana mencari uang, tetapi bukan kehidupan.
Kita telah menambah tahun-tahun dalam hidup kita,
tetapi bukan kehidupan dalam tahun tahun tersebut.
Kita telah mencapai bulan, tetapi memiliki masalah
dalam menyeberang jalan dan menemui tetangga baru.
Kita telah mengalahkan luar angkasa, tetapi bukan dalam diri kita.
Kita telah melakukan hal-hal besar, tetapi bukan hal-hal yang lebih baik.
Kita telah membersihkan udara, tetapi mengotori sang jiwa.
Kita telah mengalahkan atom, tetapi bukan rasa diskriminasi.
Kita menulis lebih banyak, tetapi mempelajari lebih sedikit.
Kita berencana lebih banyak, tetapi mencapai lebih sedikit.
Kita telah belajar untuk terburu-buru, tetapi bukan menunggu.
Kita membuat lebih banyak komputer
untuk menampung lebih banyak informasi,
menghasilkan fotocopy yang lebih banyak,
tetapi kita berkomunikasi semakin lebih sedikit.
Ini adalah zaman dimana makanan siap saji dan pencernaan yang lambat, orang besar dengan karakter yang kecil,
keuntungan yang tinggi dan hubungan yang renggang.
Ini adalah zaman dimana ada dua penghasilan
tetapi lebih banyak perceraian, rumah yang lebih mewah
tetapi keluarga yang berantakan.
Ini adalah zaman dimana perjalanan dibuat singkat,
popok sekali pakai buang, moralitas yang mudah dibuang,
hubungan satu malam, berat badan berlebihan, dan pil-pil yang melakukan segalanya dari menceriakan, menenangkan, sampai membunuh.
DAN INGATLAH SELALU:
Hidup tidak diukur oleh jumlah nafas kita, tetapi oleh saat-saat yang menghabiskan nafas kita.
bahwa kita memiliki gedung-gedung yang lebih tinggi
tetapi kesabaran yang pendek,
jalan bebas hambatan yang lebih lebar
tetapi sudut pandang yang lebih sempit.
Kita mengeluarkan uang lebih banyak, tetapi memiliki lebih sedikit.
Kita membeli lebih banyak, tetapi menikmati lebih sedikit.
Kita memiliki rumah yang lebih besar dan keluarga yang lebih kecil,
lebih nyaman, tetapi waktu yang lebih sedikit.
Kita memiliki lebih banyak gelar, tetapi logika yang lebih sedikit,
Kita lebih banyak pengetahuan, tetapi penilaian yang lebih sedikit,
Kita lebih banyak ahli, tetapi lebih banyak masalah,
Kita lebih banyak obat-obatan, tetapi kesehatan yang lebih sedikit.
Kita minum dan merokok terlalu banyak,
meluangkan waktu dengan terlalu ceroboh,
tertawa terlalu sedikit, menyetir terlalu cepat,
marah terlalu besar, tidur terlalu larut,
bangun terlalu lelah, membaca terlalu sedikit,
menonton TV terlalu banyak, dan berdoa terlalu jarang.
Kita telah melipatgandakan barang milik kita, tetapi mengurangi nilai kita.
Kita terlalu banyak berbicara, terlalu jarang mencintai,
dan terlalu sering membenci.
Kita telah belajar bagaimana mencari uang, tetapi bukan kehidupan.
Kita telah menambah tahun-tahun dalam hidup kita,
tetapi bukan kehidupan dalam tahun tahun tersebut.
Kita telah mencapai bulan, tetapi memiliki masalah
dalam menyeberang jalan dan menemui tetangga baru.
Kita telah mengalahkan luar angkasa, tetapi bukan dalam diri kita.
Kita telah melakukan hal-hal besar, tetapi bukan hal-hal yang lebih baik.
Kita telah membersihkan udara, tetapi mengotori sang jiwa.
Kita telah mengalahkan atom, tetapi bukan rasa diskriminasi.
Kita menulis lebih banyak, tetapi mempelajari lebih sedikit.
Kita berencana lebih banyak, tetapi mencapai lebih sedikit.
Kita telah belajar untuk terburu-buru, tetapi bukan menunggu.
Kita membuat lebih banyak komputer
untuk menampung lebih banyak informasi,
menghasilkan fotocopy yang lebih banyak,
tetapi kita berkomunikasi semakin lebih sedikit.
Ini adalah zaman dimana makanan siap saji dan pencernaan yang lambat, orang besar dengan karakter yang kecil,
keuntungan yang tinggi dan hubungan yang renggang.
Ini adalah zaman dimana ada dua penghasilan
tetapi lebih banyak perceraian, rumah yang lebih mewah
tetapi keluarga yang berantakan.
Ini adalah zaman dimana perjalanan dibuat singkat,
popok sekali pakai buang, moralitas yang mudah dibuang,
hubungan satu malam, berat badan berlebihan, dan pil-pil yang melakukan segalanya dari menceriakan, menenangkan, sampai membunuh.
DAN INGATLAH SELALU:
Hidup tidak diukur oleh jumlah nafas kita, tetapi oleh saat-saat yang menghabiskan nafas kita.
Oya, terimakasih kepada Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak yang telah mengizinkan saya memboyong banner animasi HUT RI ke-65. Jazakillahi Khairan Katsir. Salam Merdeka...!
Ramadhan pertama yg saya rasakan, berbarengan dengan event tujuh beLasan. kedua semangatnya bersamaan menyaLa, tanpa mengurangi niLai-niLai makna diantara kedua yg seLaLu terpancar disetiap anak bangsa dan ummat musLim.
BalasHapusHari Ulang Tahun Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke 65 tahun ini terasa begitu istimewa karena bertepatan dengan puasa bulan Ramadhan. Hal ini mengingatkan kembali pada saat proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 M bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan 1364 H. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.
BalasHapusKami amat terkesan dengan pesan-pesan dari George Carlin, seorang komedian. Pesan-pesannya bagaikan berlian yang amat mahal harganya. Berbahagialah orang yang dapat memilikinya. Kami jadi teringat dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya pada kalimat 'bangunlah jiwa bangunlah badannya untuk Indonesia Raya'. Tampaknya 'pembangunan jiwa' ini agak melempem, beda dengan pembangunan fisik yang sangat maju dan modern. Semoga negeri Indonesia ini segera dapat mencapai cita-citanya yang luhur sebagai negara yang maju, adil, makmur dan sejahtera.
Mohon maaf maksud kami adalah 'bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya'.
BalasHapusJadi terbayang 65 tahun silam dimana kemerdekaan Indonesia diproklamirkan di tengah Ramadhan. Mungkin seharusnya sudah ada lebih banyak hal positif yang lahir di negara ini. Tapi kenyataannya sekarang, memang banyak yang masih perlu dibenahi ya mba. Semoga semangat "merdeka" di tengah Ramadhan ini ga hanya sekedar perayaan saja, tapi semangat itu terus berkobar selamanya :)
BalasHapusKangen-kangenan : Duuuuuuuuuh, mau selonjoran dulu disini ya mba. Tadi mba yu ku buka puasa pake apa?
Just positif thingking.
BalasHapusNasionalisme mulai terkikis oleh ulah koruptor yang juga aparat dan pejabat negara. Beruntunglah Ramadhan hadir di bulan Agustus sehingga nuansa teduh memayungi pesta rakyat tujuhbelasan :)
BalasHapusSemoga kedepannya kita menjadi lebih baik
BalasHapustp klo dilihat lihat negara kita jadi lebih sering mengalah dengan negara laen yang notabene minim resource, tanya kenapa..? :D
BalasHapusbtw, boleh tukar link..?
M.E.R.D.E.K.A
BalasHapusmampir sob
wah telat nih <,,,hehe MERDEKA ^^,,, happy blogging,,salam kenal ^^
BalasHapusmereka
BalasHapustukeran link yuuu
hehehehe