MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

24 Mei 2009

Wise words of The Day


Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.
Orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan
-By Mario Teguh-

Belajar tidak hanya dari pendidikan formal, tetapi belajarlah dari alam.
Iqra' bismirabbikalladzi khalaq...!!

Selengkapnya...

Number Head Together (Part 2)





Pada bulan April yang lalu saya pernah posting tentang Model Pembelajaran Kreatif dengan NHT (Number Head Together). Pada artikel tersebut saya mengakui bahwa saya belum melaksanakan model pembelajaran ini. Maka kali ini saya posting lanjutannya sebagai apresiasi setelah menggunakan Number Head Together dalam proses pembelajaran di kelas (seperti kata Nabi: Ibda’ binafsih…. Yap…mulai dari diri sendiri…).

Setelah saya melaksanakan metode ini, ingin saya menambahkan (dari postingan yang lalu) nilai tambahnya. Antara lain:

1. Kelas benar-benar hidup dan dinamis. Saya sarankan kepada teman-teman yang sering mengeluh siswanya sering bobok ketika kita mengajar di kelas, coba deh metode ini. Dijamin yang doyan bobok bakal bangun semua. He he he….

2. Setiap siswa mendapat kesempatan untuk berekspresi dan mengeluarkan pendapatnya. Tidak seorangpun bisa lolos dari giliran untuk menyelesaikan tugas yang telah ditentukan. La wong masing-masing punya nomor yang bakal dipanggil.

3. Munculnya jiwa kompetisi yang sehat. Yang lebih penting lagi semangat gotong royong dan saling berbagi yang positif akan menyertai selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Waktu kita selaku tenaga pendidik untuk mengoreksi hasil kerja siswa, lebih efektif dan efisien. Apalagi bagu guru bahasa (baik Bahasa Indonesia atau bahasa asing), jika yang diuji kompetensi dengan life skill-nya menulis, akan lebih irit waktu jika anda menggunakan metode ini. Karena begitu pertunjukan usai, penilaian siswapun selesai sudah. Jadi anda tidak perlu keluar kelas sambil membawa setumpuk kertas tugas siswa. Nambah-nambahin kerjaan di rumah aja. He he he…

5. Siswa lebih relax dan gembira dalam belajar. Karena selalu ada kejadian yang tidak terduga, yang tentu saja sering mengundang tawa. Ha ha ha…

Lalu adakah dampak negatifnya ? Kalau menurut analisa saya setelah menggunakan NHT, dampak negative di siswa kok gak ada ya. Tapi kalau di guru ada sih. Energi terkuras bo’. Gimana ngga’, kebetulan kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Al Washliyah Pangkalan Brandan tempat saya tugas jumlah siswanya 40-an. Emang enak memanage kedinamisan siswa dengan usia transisi yang sedang ber-NHT-ria? Wuihh…. Tapek dech…!! He he he…. Dasar pemalas ya…

Selain itu, sering-sering lihat jam. Karena jika tidak control, kita bisa hanyut dengan kedinamisan siswa dan tanpa disadari bel usai pelajaran berbunyi, sedangkan pertunjukan belum usai. Kenapa? Ya itu tadi pasti ada saja ‘kejadian tidak terduga’ yang bisa mengundang….. ha ha ha….!!

Kesimpulannya, memang asyik menggunakan model pembelajaran kreatif dengan NHT. Kepada kawan yang telah ber-PTK dengan NHT silahkan share di kolom komentar, dan yang belum….ikutan yukk… Terus hasilnya ya ekspresikan aja di kolom komentar. Selamat Bertugas. Tetap Semangat…!!

Selengkapnya...

18 Mei 2009

Wise words of The Day


“Dari pada kamu ingin ini atau itu,
lebih baik jadikan dirimu raksasa
yang diam tak bergerak-gerak.
Itulah macam gunung.
Jangan kamu buang waktu
buat mencoba mempesonakan orang.
Kalau kamu bisa menjadi orang yang pantas
dihormati orang banyak,
mereka akan menghormatimu,
biarpun kamu tak melakukan sesuatu.”
(Eiji Yoshikawa, Mushashi, buku ke-5)

Kawan, sepertinya wise words ini perlu dipertimbangkan buat yang suka TP (Tebar Pesona).
He he he…..

Selengkapnya...

Penghargaan Film Laskar Pelangi




Laskar Pelangi buku fenomenal hasil karya Andrea Hirata kembali mengukir prestasi ketika diangkat ke layar lebar. Dalam Indonesian Movie Award 2009 yang ditayangkan RCTI pada hari Sabtu, tanggal 16 Mei 2009, film ini memborong beberapa penghargaan. Walaupun ketika film ini launching banyak pihak yang menilai tidak se-seru novelnya, tapi tak urung film ini memang layak menerima penghargaan. Ditengah hingar bingar kehidupan disekitar kita yang cenderung bergaya hedonisme, buku dan film Laskar Pelangi tetap mampu booming.


Beberapa penghargaan yang diraih film Laskar Pelangi dalam Indonesian Movie Award 2009 adalah Pendatang Baru Terbaik yaitu Zulfani, putra daerah Bangka Belitung yang berperan sebagai Ikal kecil. Orang tuanya yang hadir pada malam itu tidak dapat menyembunyikan kegembiraan dan bangganya akan prestasi putranya. Bisa saya bayangkan gimana hebohnya Mbak Mira Lesmana dan Mas Riri Riza mengarahkan putra-putri Belitung itu selama syuting.

Kemudian Pemeran Wanita Terbaik ditujukan kepada Cut Mini, yang bermain total sebagai Ibu Muslimah. Beliau yang sempat mengaku sempat nervous ketika syuting, karena terbeban dengan image Ibu Muslimah, guru sederhana yang memiliki aura luar biasa. Cut Mini sempat khawatir tidak mampu beracting seperti yang diharapkan. Apalagi harus meninggalkan keluarga selama 40 hari syuting di Belitung.

Selanjutnya Ikranegara yang berperan sebagai Pak Harpan, kepala sekolah yang berhati seluas samudra, dinobatkan sebagai Pemeran Pria Terbaik. Ikranegara yang dikenal selektif dalam memilih film, langsung menerima ketika ditawarkan peran ini.

Bahkan soundtrack Laskar Pelangi yang dibawakan Nidji, dinyatakan sebagai soundtrack film terbaik. Konon kabarnya lagu ini laris manis dijadikan NSP.

Finally Film Laskar Pelangi menjadi film terbaik di Indonesian Movie Award 2009.
Fenomena ini menunjukkan kepada kita bahwa apresiasi sastra dan film generasi muda kita khususnya dan bangsa Indonesia umumnya menuju progress yang lebih baik. Karena semua orang juga tahu bahwa Buku Laskar Pelangi dan filmnya diserbu oleh semua golongan umur. Masih saya ingat ketika saya nonton film ini di 21 Mall Binjai, 75% penontonnya usia balita dan ABG. Yang balita tentu saja bersama orang tua mereka. Bahkan para ABG itu masih mengenakan seragam sekolah (kebetulan waktu itu nonton yang jam 14.30 WIB).

Walaupun penghargaan ini berdasarkan pooling SMS, tetapi kriteria nominasi tetap ada di tangan para juri. Sungguh mengharukan sebuah film pendidikan mampu merebut hati penonton sedemikian antusiasnya. Juga sungguh tidak salah jika buku dan film Laskar Pelangi dijuluki fenomenal, karena mampu memberi spirit berjuta manusia di negeri ini. Seperti apa buku Laskar Pelangi berpengaruh terhadap pembacanya, silahkan anda baca: Di balik Buku Terlaris Dalam Sejarah Indonesia; Laskar Pelangi The Phenomenon yang ditulis oleh Asrori S. Karni.

Selengkapnya...

17 Mei 2009

Kenyamanan Hidup

Anda ingin merasakan kenyamanan hidup ? Mungkin solusinya dapat anda temukan dalam wise words berikut ini.

Kenyamanan tubuh karena sedikit makan
Kenyamanan jiwa karena sedikit dosa
Kenyamanan hati karena sedikit keinginan
Kenyamanan lisan karena sedikit bicara
Selengkapnya...

13 Mei 2009

Tunjangan Profesi


Pertengahan Maret 2009 beberapa guru yang telah lulus sertifikasi diresahkan dengan munculnya pemberitaan di beberapa media massa tentang pembatalan tunjangan profesi. Guru yang telah menerima tunjangan tersebut harus mengembalikannya dengan cara memotong gaji mereka setiap bulannya. Kemudian awal April pemberitaan itu dibantah kembali oleh Mendiknas dan SBY. Nah bagaimanakah kelanjutan dari pemberitaan itu? Buat kawan-kawan di daerah, terutama di wilayah Kabupaten Langkat dan sekitarnya ada baiknya anda baca artikel ini…

Jika anda ingin mengetahui dinamika dari pemberitaan topic di atas, silahkan klik link Tunjangan Profesi yang terdapat pada kumpulan link Pendidikan di blog ini. Semoga info yang anda butuhkan ada di sana, dan tidak perlu resah dengan pemberitaan-pemberitaan tersebut. Saran saya bersabarlah dan tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Toh andaikata nanti muncul lagi berita pembatalannya yang rugi kan mereka-mereka yang telah mengumbar janji. Emang enak gak konsisten and gak jaga amanah. Tunggu ajalah datangnya sebuah masa dimana mulut tidak lagi dapat bicara…. He he he… Kepada rekan sejawat… Whatever will be….. will be… Tetap Semangat…!!

Selengkapnya...

9 Mei 2009

Spirit Dari Sebuah Syair


Dalam hidup ini mungkin kita pernah merasa ragu dengan kemampuan diri dalam meraih cita-cita. Mungkin juga kita pernah merasa jenuh dengan pekerjaan yang kita jalani sehari-hari. Atau bisa jadi kita pernah dihadapkan pada suatu posisi dimana kita terpaksa mengharapkan belas kasih dari orang lain. Merasa terhina ketika orang lain berlaku kasar pada kita. Semua perasaan tidak nyaman itu sebenarnya dapat menempa diri kita untuk menjadi pribadi yang mumpuni jika kita dapat menyikapinya dengan bijak. Sebagaimana yang tertuang dalam syair berikut ini kawan.

Hari ini aku bekerja di tempat orang
Besok lusa orang bekerja di tempat aku
Hari ini aku membanting tulang di tempat orang
Besok lusa orang membanting tulang di tempat aku

Hari ini bergelar kuli kasar
Besok lusa aku bergelar sebagai majikan
Hari ini aku memeras keringat menjemur diri
Besok lusa aku berada di ruang ber-AC
Hari ini aku mengharap belas kasih
Besok lusa aku memberi belas kasih

Hari ini aku diperintah
Besok lusa aku memerintah
Hari ini aku dibentak sebagai kuli
Besok lusa aku menyayangi pekerja
Hari ini aku dihina orang
Besok lusa aku memuliakan orang

Hari ini aku menjadi makmum ekonomi
Besok lusa aku menjadi imamnya
Hari ini aku menerima zakat
Besok lusa aku pembayar zakat terbesar.

Syair ini saya temukan dalam buku Antara Perut dan Etos Kerja Dalam Perspektif Islam karangan DR. Thohir Luth, M.A. Sayangnya syair ini anonym. Tapi full of spirit. Jika direnungkan, kita akan mendapat ‘energi’ tambahan untuk ‘mengejar’ matahari. Yap …tetap semangat…!!

Selengkapnya...

5 Mei 2009

Selamatkan Paru-paru Bumi Dengan 3M






Bumi semakin lama semakin tua. Rentan dengan berbagai kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Baik itu kerusakan di darat, laut maupun udara. Lho kok? Ya eyalah sekarang aja sangat sulit mendapatkan udara segar, sejuk, fresh di daerah perkotaan. Kecuali yang tinggal diujung kampung seperti saya kawan. He he he…

Hutan yang merupakan paru-paru bumi kian hari kian teraniaya. Kasus pembakaran hutan yang tiada habis-habisnya bukan lagi menjadi masalah nasional, melainkan melebar menjadi masalah internasional. Demi menyelamatkan paru-paru bumi, alangkah baiknya jika kita memulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil, dan yang paling penting mulai sekarang juga (3M). Caranya?

Tidak perlu pusing-pusing membentuk organisasi atau LSM apa gitu. Kita bisa mulai dari halaman rumah kita sendiri. Jangan biarkan halaman rumah anda gundul tanpa rambut sedikitpun…. eh… salah…. maksudnya tanpa ada tanaman yang menghiasinya. Tanamlah sesuatu yang menghijaukan halaman rumah. Lebih baik lagi jika tanaman yang kita tanam bermanfaat untuk kesehatan. Ya sejenis apotik hiduplah gitu. Sekarang biaya kesehatan melalui rumah sakit cukup fantastis bukan? Oleh karena itu syukurilah nikmat kesehatan yang telah dianugrahkan Yang Maha Kuasa kepada kita kawan. Itulah nikmat yang sering kita abaikan, padahal Rasul telah mengingatkan: “Ingatlah masa sehatmu sebelum masa sakitmu.”

Tentu kawan juga menyadari bahwa banyak tanaman yang selain sebagai hiasan juga berguna untuk kesehatan. Emang hebat tu tanaman. Multi manfaat. Selain sebagai hiasan, berguna untuk kesehatan, menyegarkan udara and mengurangi kerusakan paru-paru bumi. Bandingkan ama diri kita sendiri. Seberapa besar manfaat kita buat orang lain?

Nah…kepada kawan-kawan yang mengaku cinta lingkungan… hayooo manfaatkan pekarangan rumah seminimal apa pun itu. Jangan ngaku pencinta lingkungan tetapi halaman rumah dibiarkan lowong melompong…. Mari hijaukan bumi jengkal demi jengkal. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil, dan mulai sekarang juga….!! Don’t wait tomorrow..!!

Selengkapnya...

2 Mei 2009

Potret Pendidikan Kita



Hari ini tanggal 2 Mei 2009. Setiap tanggal 2 Mei kita memperingati Hari Pendidikan Naional. Bagaimanakah ‘wajah’ pendidikan kita kawan? Cukup kompleks, beraneka ragam. Ada yang berwarna ‘cerah’ tetapi ada juga yang ‘suram’. Diera global yang segala sesuatu serba digital masih banyak saudara-saudara kita yang belum dapat menikmati pendidikan semestinya, sewajarnya and seharusnya. Kita sering mendengar jargon wajib belajar (wajar) 9 tahun. Kata ‘wajib’ begitu indah didengar. Hanya permasalahannya kata ‘wajib’ itu ditujukan kepada siapa? Kepada pemerintah yang ‘wajib’ memberikan fasilitas pendidikan kepada rakyat atau kata ‘wajib’ itu ditujukan kepada rakyat yang ‘wajib’ mengenyam pendidikan dengan cara yang bagaimanapun juga? Hmm….silahkan lanjut…!!

Jika kita melihat iklan ditelevisi yang menyatakan pendidikan gratis..olala…alangkah indahnya untuk didengar. Realisasinya? Aih…no commentlah. Karena menurut iklan kondisi itu baru dirasakan oleh siswa-siswa disekolah negeri tingkat SD dan SMP di wilayah Jakarta. Semoga realisasinya seindah iklannya. Jika tidak…kapoklah…bapak-bapak pengumbar janji itu. Janji adalah hutang, pasti ditagih diyaumil akhir nanti (ngamcem mode is on now). He he he…

Dalam upaya meningkatkan kwalitas pendidikan, upaya yang telah dilakukan pemerintah antara lain ialah meningkatkan nilai minimal kelulusan UN setiap tahunnya. Efektif dan efisienkah usaha ini? Duh sudah panjang lebar curhat saya tentang ini di topik KTSP VS UN bulan lalu.

Bagaimana mungkin kwalitas pendidikan dapat ditingkatkan hanya dengan indikator nilai-nilai tersebut. Sementara kwalitas infra struktur sekolah diabaikan. Jika peningkatan kwalitas infra struktur itu telah ditingkatkan tetapi belumlah menyentuh semua level. Bisa dikatakan lebih banyak yang belum tersentuh dari pada yang sudah tersentuh. (Sementara kwalitas out put yang dituntut harus sama). Belum lagi Kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosi anak disingkirkan. Begitu signifikankah kecerdasan intelektual itu? Bukankah Negara ini seringkali bermasalah akibat ulah-ulah mereka yang mengaku memiliki intelektual tinggi?

Sementara untuk meningkatkan kwalitas tenaga pendidik pemerintah telah meluncurkan program sertifikasi yang telah berjalan 3 tahun terakhir ini. Program yang diharapkan tenaga pendidik Indonesia benar-benar professional dalam menjalankan profesinya. Tetapi apa yang terjadi dampak dari program ini? Munculnya bisnis ijazah illegal. Maraknya lembaga-lembaga melaksanakan workshop ataupun seminar dengan biaya administrasi yang gila-gilaan. Sementara tenaga pendidikpun lebih doyan membeli sertifikatnya dari pada mengikuti kegiatannya. Ha ha ha…kadang saya tertawa sendiri. (Sumpah…sambil ngetik artikel ini saya gak bisa nahan diri untuk tidak tertawa. Untung gak ada orang lain, kalo dilihat orang lain bisa dikira sinting. Hi hi hi…!). Belum lagi bisnis porto folio, KTI dan PTK. Anda butuh PTK? Silahkan order tanpa pernah melakukan penelitian. Hu hu hu….sungguh menyedihkan.

Jika kita meninjau fenomena itu semua, tidak ada cara lain kawan. Kecuali bekerja dengan hati. Kembali ke hati. Bukan hanya ke otak doang. Beda banget dengan system kelulusan ala UN, yang hanya mengandalkan otak. Ihh…sebel.

Apapun pendapat anda untuk meningkatkan kwalitas pendidikan kita, silahkan share di kolom komentar. Sapa tau opini anda bisa menjadi input yang sangat patut diperhitungkan bagi kita-kita yang sehari-hari berkecimpung di dunia pendidikan. Salam hormat saya buat seluruh tenaga pendidik dan juga peserta didik yang masih mampu bertahan bekerja tidak hanya dengan otak tetapi juga dengan hati di era yang penuh godaan ini. Yap…kondisi ini membuat hidup lebih hidup…!!

Selengkapnya...