Beberapa hari yang lalu salah seorang teman di FB saya, yang kebetulan ketika ia masih mahasiswa praktek mengajar di madrasah tempat saya tugas, meminta saya sharing dalam menghadapi keunikan siswa. Terutama siswa di tingkat Madrasah Ibtidaiyah yang cenderung tidak bisa duduk diam dalam mengikuti pelajaran. Cenderung jahil pada teman, sulit diatur dan prilaku lainnya yang sejenis dengan hal itu.
Saya jadi ingat lagu Kumpul Bocah-nya Vina Panduwinata. Anak seusia siswa yang duduk di Madrasah Ibtidaiyah (sederajat SD) memang cenderung tidak bisa duduk diam, dan itu menurut saya wajar alias ‘sehat’. Tetapi bukan berarti mereka tidak dapat dikenalkan dengan peraturan. Mereka bahkan masih dapat diajak kerja sama dalam proses pembelajaran.
Ada orang bijak mengatakan, You can’t teach your student if you can’t reach them. Dalam falsafah Quantum Teaching juga dinyatakan Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Maka sebelum kita mampu ‘meraih’ mereka, dan mengenal dunia mereka, maka jangan salahkan mereka jika mereka lebih asyik dengan dunianya sendiri, lalu kita yang di depan kelas dicuekin. He he he..!
Menjadi pusat perhatian siswa, itu adalah trik pertama yang harus kita lakukan untuk berkolaborasi dengan anak-anak ‘sehat’ yang tidak bisa diam ini. Tawarkanlah sesuatu yang paling mereka suka. Salah satu hal yang paling disukai oleh anak-anak ini adalah CERITA. Ya ajak mereka bercerita. Tentu saja bukan cerita omong kosong atau bebual belaka. Tapi cerita yang punya ‘isi’, alias bukan ‘pepesan kosong’. Misalnya saja cerita tentang kisah-kisah yang dialami para Rasul. Diantara kisah Rasul yang relevan dengan menumbuhkan minat belajar anak adalah Kisah Bergurunya Nabi Musa kepada Nabi Khaidir (sebagian riwayat menyebut namanya Nabi Khidir)
Kisah lengkap tentang hal ini disebutkan dalam Al Qur'an pada Surah Al-Kahfi ayat 60-82.
Kita juga dapat menemukan Kisah ini dalam buku Akhlak Yang Mulia karangan Drs. Humaidi Tatapangarsa, Penerbit PT. Bina Ilmu Surabaya tahun 1980. Jadul memang, tetapi isinya bagus banget. Atau jika ingin membaca secara online-nya silahkan simak di sini dan di sini. He he he.. Maaf temans, mulanya ingin mengetik langsung di sini, tetapi ini jari sudah dari tadi menari-nari di atas keyboard, twapex dweh..! Jadi langsung tadi muncul pikiran…aihh…kenapa gak googling aja. Ha ha ha..! Sekalian cari tambahan pahala share link-link bermanfaat. Boleh dong..!
Untuk menyampaikan cerita ini kepada anak-anak, bisa saja menggunakan bahasa narasi yang kita sesuaikan dengan bahasa gaul mereka sekarang. Yang penting pesan dari kisah ini tersampaikan.
Ada beberapa nilai pembelajaran dari kisah ini. Antra lain:
1. Di atas langit masih ada langit; maksudnya jangan pernah merasa lebih pintar dari orang lain. Karena pasti ada orang lain yang juga jauh lebih pintar dari kita. (Nabi Musa yang seorang Rasul masih tetap ingin menambah ilmu dengan belajar, bahkan rela mencari gurunya Nabi Khaidir. Bukan Sumur yang mencari timba, tetapi timba lah yang mencari sumur. Bukan Guru yang mencari murid, tetapi murid lah yang mencari guru).
2. Belajar harus sabar. Segala sesuatu perlu proses
3. Berbicara/bertanya kepada guru harus tahu adabnya. Harus tahu peraturan dan sopan santun. Tidak boleh bertanya sembarang waktu karena hal ini dapat mengganggu proses pembelajaran.
Saya sudah mempraktekkan metode bercerita ini, dan biasanya anak-anak yang semula lasak gak bisa di atur, begitu ditawarin… “Mau dengar cerita gak…?” Langsung deh jawabnya ….. “Maaauuu…!”
Nah kalo ‘klik’ ini sudah dapat, bisa dibumbui dengan beberapa komitmen selama kita bercerita. Misalnya yang mengganggu jalannya cerita harus cerita didepan kelas. He he he…!
Biasanya (seperti yang sudah saya alami), anak-anak sangat berkesan dengan kisah ini. Hal ini terbukti terkadang mereka mulai menegur teman-temannya yang tidak tertib belajar dengan komentar…. “Belajar tu harus sabar…. Ingat kisah Nabi Musa….!”
Terkadang metode ini tidak hanya dapat digunakan untuk tingkat SD/MIS saja untuk menumbuhkan minat belajar atau menarik perhatian mereka, tetapi untuk tingkat SMP/MTs dan SMA/MA pun bisa juga. Tentu saja dengan kwalitas bahasa yang sesuai dengan usia dan pola pemikiran mereka. Bukankah pada umumnya semua tingkat usia masih doyan cerita…?
kirain isi postingannya cerita sebeLum bobo manis.
BalasHapusnah Lho, yang mosting aja udah capek ngetik, apaLagi yang mau komentar nih jadi capek bacanya. kaLo maLes ngetik di scan aja Buw, hihihi...
1. "di atas Langit masih ada Langit" (akhir-akhir ini mendung deh)dan "timba yang mencari sumur" (kayak mau mandi aja).
oLeh karena itu, guru yang mempunyai kiat-kiat jitu daLam menyampaikan materi peLajaran maka banyak yang digemari siswanya, Laksana "om rame yang enggak ganteng tapi ngangenin".
2. "harus bersabar", (katanya orang sabar bok***nya Lebar).
daLam menjaLan sebuah proses maka perLunya kesabaran, haL tersebut perLu di ingatkan kepada siswa agar ia tetap semangat daLam meLaksanakan tugas-tugas pendidikannya. daLam istiLah dunia bLogger, hepi bLogging aja.
3. "etika berbicara atau bertanya", (kayaknya yang nuLis komentar ini orangnya kurang memperhatikan haL tersebut atau jauh dari dunia peradaban).
haL ini perLu agar siswa seLaLu menggunakan etikanya kepada siapa saja, daLam berbicara ataupun bertanya. baik kepada gurunya maupun kepada Lingkungan sosiaLnya sehari-hari. yakni penerapan aqidah akhLak secara signifikan kepada siswa.
kaLo enggak ada yang ngeganggu jaLan cerita tersebut, jangan-jangan siswanya pada puLes.
komentar:
daLam penerapan metode ini, baik juga digunakan bagi orang tua di rumah, tentunya sesuai dengan keLas usia anak. sehingga diharapkan mereka akan seLaLu mengingat akan makna dari cerita tersebut dan dapat diterapkan untuk masa-masa ke depan agar menjadi pribadi-pribadi yang Lebih baik Lagi.
Semoga para pendidik bisa lebih meningkatkan wawasan khususnya dlm metode pengajaran. Dan mdh2an pendidikan kita bisa lebih maju.Amin...
BalasHapusApa ya???? Berbicara dan bertanya penting juga nich buta perkembangan psikologi. Apalagi karena kita selalu berhadapan dengan dunia luar
BalasHapuswow, artikel ny berguna bgt nih sob.. cocok bgt bwt mnmbh wawasan ku seputar tema ini..
BalasHapussob, mengingt blog ni sngt bermanfaat bgt q.. tukeran link yok!!
link blog kamu sudah terpasang di blogku, link balik yach :) silahkan di liat di blogku!!
ntar pasang link ku dengan anchor text "Naruto Spoiler" yach,
dan jdi follower q juga y, siapa thu aja dgn kehadiran blogger se-hebat kamu, blog ku bisa
sedikit rame dan berwibawa gtu.he3
ntar secara berkala q bakal sering-2 silaturahmi kesini..
d tunggu kehdirannya yach :D
salam dari blogger indonesia setengah bule.he3
makasih..
jadi inget pak kpala sekolah SD Muhammadiyah nya Ikal laskar pelangi ya bu..bpk siapa tuh nmanya lupa dech..selain Ibunda Guru Muslimah, " bpk flamboyan ini yg kemeja satu2nya sdh memudar warnanya karena terlalu sering di cuci " kira2 begitu deskripsinya ikal (kalo nggak salah). beliau adalah Pencerita yang baik walopun tampangnya serem... pelajaran moral no 13 nih bu..hehe,
BalasHapus@Om Rame: thanks for your long comment, uncle. It makes the article so complete..!
BalasHapus@Ramdhan: Semoga teman
@Indahnya Kebersamaan: Tentu saja prend. Trimakasih sdh berkunjung
@Naruto: request-mu sdh d penuhi teman. Nothing special about me, so don't call me 'blogger hebat'. he he he. Bukankah d atas langit masih ad langit..?
@Sekitar Kita: Namanya Pak Harfan. Kok lupa?, katanya sdh khatam berkali-kali. he he he..!
membaca kedua cerita tersebut (Link), menarik penyimpuLan. kaLau apa yang diLakukan merupakan sebuah tugas dari seorang manusia untuk dapat berbuat Lebih baik dari hari sebeLum, waLaupun daLam tiap harinya ada tantangan yang harus dihadapi dan harus disoLusikan.
BalasHapuskira-kira begono. nyambung enggak, Buw?.
@Om Rame: Correct uncle. Nyambung banget.
BalasHapusAnyway, qta emang soulemate y Om, Saya k t4 Om, eh Om k t4 saya.. Bukankah tdk ad kejadian yg kebetulan..? he he he..!
kata orang jepang... ketika anak diceritain, biasanya melatih dia berkonsentrasi looh mbak. Makanya, ada kebiasaan orang Jepang nyeritain buku dongeng sebelum tidor.
BalasHapusSebagai seorang ibu saya juga guru buat anakku, metode bercerita memang ampuh untuk menumbuhkan semangat belajar anak... ni pengalamanku aja. tukar link yuk. aku dah pasang link-nya bu sri yang ayu.. silakan dicek
BalasHapus@Gaphe: s7 banget prend. trims sdh mampir
BalasHapus@TriZ: Mbak TriZ sungguh Ibu yg bijak. Yg saya tulis ini pun jg pengalaman saya sm anak2 d skul. Bahkan pernah ad murid yg mengintimidasi saya dgn komen-na: "Buk, pokoknya hari ini Ibuk harus cerita." ha ha ha. Jaman saya skul dl mn ad mrd yg brani gini sm gurunya. Kdg saya mo ketawa jk mereka sdh terhipnotis dgn cerita yg d sampaikan. Wajahnya beraneka warna sih. hi hi hi...!
BTW Link Mbak sdh terpasang Mbak. Trimakasih sdh majang link saya. Slm utk keluarga
Aku disini numpang belajar ya mba... :)
BalasHapuspelajaran baru lagi..thanks bu guru sharingnya..selalu numpang baca nih hehe
BalasHapusom_rame disiniii..., mau komen Lagi nih.
BalasHapusdari pembahasan ketiga point di atas, mengasumsikan bahwa metode tersebut bisa diterapkan sebagai metode aLternatif agar siswa tidak merasa jenuh daLam menerima beberapa materi yang berisikan penuh dengan teori. sehingga dengan sedikit modifikasi penyampaian maka siswa Lebih tertarik untuk mengikutinya dan jadi Lebih santai tapi banyak makna yang terkadung di daLamnya.
"Nice artikel, inspiring ditunggu artikel - artikel selanjutnya, sukses
BalasHapusselalu, Tuhan memberkati anda, Trim's :)"
daLam menyampaikan cerita tanpa ada pesan sosiaL yang terkandung di daLamnya, Laksana sayur tanpa garam.
BalasHapus@AkuInginPulangDiKalaSenja: Silahkan Dek Nila
BalasHapus@Aisya: trimakasih kembali. Thanks sdh mampir
@Om Rame: Mantab tralala input-nya Om. Ap lagi tentang sayur kurang garam itu. he he he
@Yohan: Sukses jg utk anda. Trims sdh mampir
Bener ya, kalo hati sudah terrengkuh, maka seman gat kan tumbuh. Begitu juga siswa didik kita.
BalasHapusMarhaban Ya Ramadhan. Mohon maaf lahir dan bathin. Semoga kita mendapat kemuliaan melalui Ramadhan, amin.
ZAINUDIN IDRIS
http://zaynet.wordpress.com
Metode bercerita memang sudah tidak diragukan lagi keampuhannya dalam menumbuhkan minat belajar anak dan dalam banyka hal lainnya.
BalasHapusgood info, bisa dipraktekkan ke anak-anak
BalasHapusYang penting selama anak itu fun gak masalah.. :) tks informasinya
BalasHapus