MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

25 Februari 2011

Anecdote; The Story of Nasruddin



Anecdotes is to tell an unusual and funny event. Anecdote is similar with Recount intended to show views of an event or events of the past. The main difference is that Anecdote usually tells an unusual occurrence for the purpose of entertaining or amusing. Because of these differences, so the structure of the Anecdote generic is so different with structure of the Recount generic.

This text is an important part in daily life because it can be easily found in various mass media, electronic and print, in the language learning books (textbook), etc.. Therefore, mastering this kind of text can also be used as the benchmark level of literacy. Learning of this type will not only influential the affect of the development of literacy skills in English, but also in Indonesian, and even though the mother tongue.

The story of Nasruddin is one of Anecdote. Here is his story:

Nasruddin put two big baskets of grapes on his donkey and went to market. At midday it was very hot, so he stopped in the shade of a big tree.

There were several other men there, and all of them had donkeys and baskets of grapes too. After their lunch they went to sleep.

After some time, Nasruddin began to take grapes out of the other men’s baskets and put them in his.

Suddenly one of the men woke up and saw him. “What are you doing ?” he said angrily.

“Oh,” said Nasruddin. “Don’t worry about me. I am half mad, and I do a lot of strange things”.

“Oh, really?” said the other man. “Then why don’t you sometimes take grapes out of your baskets and put them in somebody else’s baskets?”

“You did not understand me,” said Nasruddin. “I said that I was half mad, not quite mad”

Selengkapnya...

11 Februari 2011

Menguak Sejarah Mencari 'Ibrah



Judul Buku : Menguak Sejarah Mencari ‘Ibrah
Penulis : Dr. Hasan Asari, MA (sekarang sudah Profesor)
Penerbit : Cita Pustaka Media Bandung, 2006

Mengulas dunia pendidikan adalah sebuah topik yang tidak akan ada habis-habisnya. Seluruh aktifitas kehidupan manusia tidak lepas dari unsur pendidikan. Sebagaimana yang dinyatakan Andrea Hirata dalam novelnya Cinta Di Dalam Gelas bahwa "Tata cara bertutur kata, bergaul pria wanita, berbaju, menggaruk kalau gatal, atau berjoget dangdut, semuanya akibat dari pendidikan".

Menguak Sejarah Mencari ‘Ibrah merupakan salah satu buku yang mengulas dunia pendidikan dengan pendekatan history (Sejarah). Dalam buku ini kita akan menjumpai bagaimana pendekatan dan metodologi dalam pengkajian pendidikan Islam dalam perpsektif sejarah. Bagaimana kita dapat menemukan ‘Ibrah (pelajaran) dari sebuah catatan sejarah.

Sejarah ibarat sebuah celah yang dipakai oleh sebuah komunitas untuk ‘mengintip’ dan mengail pelajaran (‘ibrah) dari masa lalunya. Keinginan melihat dimensi yang lebih luas dari masa lalu itu mendorong orang untuk terus menerus membuka celah baru, atau setidaknya menguak lebih lebar celah historis yang sudah ada.

Dalam hal ini penulis menyatakan bahwa “Dibandingkan dengan model penulisan sejarah konvensional, model sejarah sosial-dengan ciri lebih menyeluruh dan menekankan pemberian makna terhadap fakta-fakta sejarah-membuka kemungkinan yang lebih besar bagi kita untuk memperoleh pesan sejarah (‘ibrah). Sesungguhnya, pencarian ‘ibrah dan kemudian menjadikannya sebagai bahan pelajaran dalam memahami masa kini dan merencanakan masa mendatang adalah merupakan inti terpenting dari kegiatan pengkajian sejarah. Karenanya, semakin detail pengetahuan kita tentang sejarah pendidikan Islam, semakin besar kemungkinan kita memberinya penafsiran yang komprehensif, dan pada waktu yang sama, semakin besar pula kemungkinan kita memperoleh pelajaran berharga daripadanya guna menyusun perencanaan masa depan yang lebih baik”.

Pada buku ini kita juga dihadapkan dengan pemikiran-pemikiran pendidikan Al Ghazali. Diantara pemikiran-pemikiran pendidikan Al Ghazali yang dibahas dalam buku ini adalah:

1. Mekanisme Psikologis Proses Belajar
2. Hambatan-hambatan Belajar
3. ‘Cara Lain’ Untuk Mengetahui (topik ini sangat menarik)
4. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
5. Murid dan Kewajibannya
6. Guru dan Kewajibannya (wajib diketahui oleh pendidik)

Selain itu bagaimana dinamika Intelektual Muslim Klasik dan Muslim Dalam Kontak Peradaban juga dihadirkan dalam buku ini dengan pengolahan yang menarik. Apalagi didukung dengan berbagai referensi dari Bahasa arab. Sungguh membuka paradigma pemikiran pendidikan kita menjadi open minded.  

Yang merasa pendidik, perlu lo baca buku ini.
Selengkapnya...