Ketika Ramadhan menjadi kenangan
Ada yang meyusup di sudut kalbu
Lembut … menyentuh….
Ketika Ramadhan menjadi kenangan
Ada getar tak berdawai
Berdenting… membuai…
Ketika Ramadhan menjadi kenangan
Ada aura menari-nari di depan mata
Menyapa… mempesona…
Ketika Ramadhan menjadi kenangan
Ada yang menghentak di ruang jiwa
Meronta… membahana….
Ketika Ramadhan menjadi kenangan
Sejauh apapun aku menghindari
Sekeras apapun aku mengingkari
Namun aura itu terus membayangi
Ya Rabb…
Ketika Ramadhan menjadi kenangan
Jangan biarkan kenangan itu
Mengikis kerinduanku akan Ramadhan-MU
Ya Rabb…
Ketika Ramadhan menjadi kenangan
Jadikanlah kenangan itu pemicu ibadahku
Yang membuatku semakin tidak berjarak dengan MU
Ya Rabb…
Ketika Ramadhan menjadi kenangan
Jadikanlah kenangan itu mengasah kedewasaanku
Mempertajam kebijaksanaanku
Ya Rabb…
Ketika Ramadhan menjadi kenangan
Kusadari…Betapa Maha Guru-nya ENGKAU
ENGKAU putar balikkan semua yang dulu pernah ku TIDAK-kan
ENGKAU tunjukkan semua yang dulu pernah kusebut… Bagaimana bisa..!!
ENGKAU ajarkan kepadaku…. Inilah hidup..!!
Ya Rabb….
Ketika Ramadhan menjadi kenangan
Ampuni aku….
Yang naif membaca isyarat-MU
=======================================================
Aku tidak tahu, goresanku ini apakah layak disebut puisi, syair atau apa. Yang pasti untaian kata itu mengalir begitu saja on Thursday, April 1, 2010 dan ku posting di Note FB ku at 9:42pm. Jika hari ini tepat pada 2 Ramadhan 1431H ku posting kembali di sini (maaf, semoga tidak ada yang jingkrak-jingkrak karena ku sebut di sini. Hiks..!), itu karena kenangan itu kembali menari-nari disudut sanubari. Ya Rabbi, beri aku kemampuan mengendalikan semua ini. Amin...!
Mengamankan PertaMAX dlu !!
BalasHapusWah puisi nya menyentuh sekali Ibu Sri :-)
Salam kenal. Puisi yang bagus.. PAs sekali dgn bulan Ramadhan
BalasHapussudah menduga sebeLumnya "disiniii...", tapi boLehLah sering-sering aja ngeLink. hihihi...
BalasHapustapi sayangnya saya enggak bisa membaLas syairnya, karena memang masih awam dibidang syair menyair. kecuaLi, adek yang satunya itu boLehLah sebagai tandingan berbaLas syair.
sebagai adek yang baik dan imut hanya bisa mengucapkan, segaLa sesuatunya teLah kita Lakukan dan kita kembaLikan kepada ridho-Nya sebagai penentu maksud dan tujuan manusia. baik menurut kita beLum tentu baik menurut-Nya, dan baik menurut-Nya sudah tentu baik untuk manusia.
note:
itu yang biLang pertamax dan katanya menyentuh, beLum tentu membaca Lho. hihihi...
:(
BalasHapusbagus banget...
jd terharu.....
Bila kata merangkai dusta..
Bila langkah membekas lara…
Bila hati penuh prasangka…
Dan bila Ada langkah yang menoreh luka.Mohon bukakan pintu maaf…
MARHABAN YAA RAMADHAN...
SALAM BERKAWAND
Kenangan itu sesuatu yang sudah berlalu. Mengenangnya, ada sesal, ada harap. Dalam goresan indah itu banyak kehangatan yang pernah dialami (sehingga pantas untuk diharapkan terulang), tapi mungkin juga kehangatan yang lewat begitu saja (sehingga disesali, dan ketika Allah menghadirkannya kembali, kita pun bertekad merengkuh kehangatan itu, tiap hari, bahkan tiap tarikan nafas!)
BalasHapusthank mau mampir lagi,,,,
BalasHapus@Tembang Lawas: Apa-mu yg tersentuh..? ha ha ha
BalasHapus@fb: Salam kenal kembali. Thanks
@Aby: ha ha ha.. Lebay makin melambay...!
@Mas Kholik: thanks kunjungannya. Tulisan anda memang menarik. Saya sdh menyaksikan kok..!
@Anggar: G' ad yg perlu d maafkan prend.
Qta kan berkawan. he he he
@Jayadi Gusti: Surprise melht link-mu hadir lg di site ku teman. Ap kbr..?
Anyway...Sungguh tiada 'sesal' dalam kenangan ini. Coz It's a complete memory that I've ever had. Wkkk...!
@Mas Kholik: Thanks again for be here again
@Om Rame: Maaf Om, emang ad ya link Om..?
Aiih sungguh itu suatu accident. Hiks..1001x
@
Indah bnget. Aq menikmatinya bait per bait, i like it.
BalasHapusSemoga mubarok Ramadhan tahun ini tetap membias kepada 11 bulan lainnya.
Salam sobat, skalian izin follow.
Dzadjakillah khairan katsira :)
@gaelby: Alhamdulillah jika anda menyukainya.
BalasHapusNtar saya mampir k t4 anda.
Syukron for following me.
Dzadjakillah khairan katsir ...!
semakin dewasa usia seseorang buka berarti puLa semakin bertambah kedewasaan pemikirannya, tetapi bukan berarti tidak harus menambah tingkat kedewasaan daLam berpikir.
BalasHapussemoga gembLengan di buLan ini dapat meningkatkan kuaLitas keimanan sebagai seorang manusia yang keciL tetapi ingin tumbuh besar seperti pohon, dan meningkatkan kepribadian kita sebagai mahLuk sosiaL.
@om rame: Amin Y Rabb...!
BalasHapusAnyway... Om nyindir ya..? Mentang2 aku kecil. hiks..hiks..hiks...!
Teganya...1001x..!
Ho ho ho...!
Pas banget di bulan ramadhan ....
BalasHapussilaturhami lagi ah.. dah lama kyaknya nggak maen kesini..
BalasHapuspuisinya? Subhanallah bu...
om rame-nya masyaAllah
benar-benar menggores hatiku syairnya Bu.Met menunaikan ibadah puasa ya..
BalasHapusSyahdu benar puisi ini, penuh dengan makna, doa, dan pengharapan pada NYA.
BalasHapusAmin, puisi yang bagus semoga doa didalamnya mendapat ridha Allah!
BalasHapusHai, salam kenal!
BalasHapusSekalian mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa ya...
Dulu, ketika pertama kali mendengar ada ungkapan "merindukan Ramadhan" aku susah membayangkannya. tapi setelah sekian lama, rasa kangen itu hadir sendiri di bathin ini :) Seusai Ramadhan nanti semoga membundah kembali rindu kita pada Ramadhan selanjutnya, Amien :)
BalasHapusSemoga Ramadhan kali ini diberkahi, dan kita termasuk yang dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya.
BalasHapus-mampir berkunjung-