MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

2 Mei 2009

Potret Pendidikan Kita



Hari ini tanggal 2 Mei 2009. Setiap tanggal 2 Mei kita memperingati Hari Pendidikan Naional. Bagaimanakah ‘wajah’ pendidikan kita kawan? Cukup kompleks, beraneka ragam. Ada yang berwarna ‘cerah’ tetapi ada juga yang ‘suram’. Diera global yang segala sesuatu serba digital masih banyak saudara-saudara kita yang belum dapat menikmati pendidikan semestinya, sewajarnya and seharusnya. Kita sering mendengar jargon wajib belajar (wajar) 9 tahun. Kata ‘wajib’ begitu indah didengar. Hanya permasalahannya kata ‘wajib’ itu ditujukan kepada siapa? Kepada pemerintah yang ‘wajib’ memberikan fasilitas pendidikan kepada rakyat atau kata ‘wajib’ itu ditujukan kepada rakyat yang ‘wajib’ mengenyam pendidikan dengan cara yang bagaimanapun juga? Hmm….silahkan lanjut…!!

Jika kita melihat iklan ditelevisi yang menyatakan pendidikan gratis..olala…alangkah indahnya untuk didengar. Realisasinya? Aih…no commentlah. Karena menurut iklan kondisi itu baru dirasakan oleh siswa-siswa disekolah negeri tingkat SD dan SMP di wilayah Jakarta. Semoga realisasinya seindah iklannya. Jika tidak…kapoklah…bapak-bapak pengumbar janji itu. Janji adalah hutang, pasti ditagih diyaumil akhir nanti (ngamcem mode is on now). He he he…

Dalam upaya meningkatkan kwalitas pendidikan, upaya yang telah dilakukan pemerintah antara lain ialah meningkatkan nilai minimal kelulusan UN setiap tahunnya. Efektif dan efisienkah usaha ini? Duh sudah panjang lebar curhat saya tentang ini di topik KTSP VS UN bulan lalu.

Bagaimana mungkin kwalitas pendidikan dapat ditingkatkan hanya dengan indikator nilai-nilai tersebut. Sementara kwalitas infra struktur sekolah diabaikan. Jika peningkatan kwalitas infra struktur itu telah ditingkatkan tetapi belumlah menyentuh semua level. Bisa dikatakan lebih banyak yang belum tersentuh dari pada yang sudah tersentuh. (Sementara kwalitas out put yang dituntut harus sama). Belum lagi Kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosi anak disingkirkan. Begitu signifikankah kecerdasan intelektual itu? Bukankah Negara ini seringkali bermasalah akibat ulah-ulah mereka yang mengaku memiliki intelektual tinggi?

Sementara untuk meningkatkan kwalitas tenaga pendidik pemerintah telah meluncurkan program sertifikasi yang telah berjalan 3 tahun terakhir ini. Program yang diharapkan tenaga pendidik Indonesia benar-benar professional dalam menjalankan profesinya. Tetapi apa yang terjadi dampak dari program ini? Munculnya bisnis ijazah illegal. Maraknya lembaga-lembaga melaksanakan workshop ataupun seminar dengan biaya administrasi yang gila-gilaan. Sementara tenaga pendidikpun lebih doyan membeli sertifikatnya dari pada mengikuti kegiatannya. Ha ha ha…kadang saya tertawa sendiri. (Sumpah…sambil ngetik artikel ini saya gak bisa nahan diri untuk tidak tertawa. Untung gak ada orang lain, kalo dilihat orang lain bisa dikira sinting. Hi hi hi…!). Belum lagi bisnis porto folio, KTI dan PTK. Anda butuh PTK? Silahkan order tanpa pernah melakukan penelitian. Hu hu hu….sungguh menyedihkan.

Jika kita meninjau fenomena itu semua, tidak ada cara lain kawan. Kecuali bekerja dengan hati. Kembali ke hati. Bukan hanya ke otak doang. Beda banget dengan system kelulusan ala UN, yang hanya mengandalkan otak. Ihh…sebel.

Apapun pendapat anda untuk meningkatkan kwalitas pendidikan kita, silahkan share di kolom komentar. Sapa tau opini anda bisa menjadi input yang sangat patut diperhitungkan bagi kita-kita yang sehari-hari berkecimpung di dunia pendidikan. Salam hormat saya buat seluruh tenaga pendidik dan juga peserta didik yang masih mampu bertahan bekerja tidak hanya dengan otak tetapi juga dengan hati di era yang penuh godaan ini. Yap…kondisi ini membuat hidup lebih hidup…!!

5 komentar:

  1. hi... pa kabar sob.saya ada ebook bagus lo.silahkan kunjungi blog aku

    BalasHapus
  2. Pendidikan di negara kita boleh dikatakan kurang baik , baik itu sebagai pelaksana maupun sebagai peserta pendidikan.Coba anda bayangkan sipelaksana menjadikan pendidikan sebagai modal usaha, begitu juga peserta, berbagai cara ditempuh agar dia menjadi pemenang. Sangat mengerikan jika terbayang akan hal itu. Akan dibawa kemana bangsa ini kalau aset yang vital ini hancur akibat suatu sistem.

    BalasHapus
  3. Pendidikan di negara kita?...semakin komersial dan penuh pamrih!

    BalasHapus
  4. Kalo aku lebih menyoroti pelaksanaan ujian nasional yg jauh dari berkualitas dimana-mana soal bocor sana sini, artinnya hampir tidak ada gunanya guru memberi pemantapan. Belum lagi oknum yang menjual soal-soal UAN.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Komentar 'Yes' but Spam...oh...'No'...!