Buku tulis yang di tangan mereka adalah buku catatanku ketika SMP |
Seperti biasa setiap selasa sore ada beberapa siswa kelas 9 yang belajar ke rumahku. Mereka tak ubahnya timba yang mencari sumur. Tak perduli apakah guru tersebut mengajar di kelas mereka atau tidak. Jika mereka merasa enjoy belajar dengan seorang guru, mereka pun rela meluangkan waktu dan biaya untuk bertemu dengan gurunya demi menimba ilmu. Beberapa di antara mereka merupakan siswa yang menjadi tokoh dalam cerpen Mulai Dari Diri Sendiri (salah satu cerpen dalam Antologi Cerpen Adam Panjalu).
Sebelum belajar kutunjukkan buku antologi tersebut pada mereka. Sebuah buku direbut beberapa anak, untung tidak koyak. Mulailah Sri yang menjadi salah satu tokoh dalam cerpen itu membaca dengan suara keras. Ia bermaksud membacakan cerpen untuk semua teman-temannya. Setiap bertemu paparan peristiwa atau dialog yang sesuai dengan kejadian sebenarnya serentak mereka berteriak:
“Yaaaa, pas kali buk semuanya”.
“Wah payah ni kalok curhat sama Bu Ayu, bisa-bisa dijadikan novel”. Si centil Sri berkomentar.
“Bu semua cerita kami tentang guru-guru jangan dijadikan tulisan ya Bu”. Lanjutnya lagi tentu saja sambil cengengesan. He he heee
Hi hi hiiii, memang lucu lah mereka ini. Setiap datang untuk belajar selalu membuka dan menutup pelajaran dengan bercerita pengalaman mereka belajar di kelas 9. Tentu saja paling dominan cerita tentang guru-guru baru yang mengajar mereka di kelas 9. He he he. Oya, aku hanya mengajar mereka di kelas 7 dan 8. Jadi selama mereka di kelas 9 jarang bertemu, apalagi lokasi madrasah yang di dua tempat berbeda. Seolah-olah jika mereka berkunjung sekalian melepas kangen.
Ternyata seru juga menyaksikan langsung ketika tulisan kita dibaca oleh siswa-siswa kita. Apalagi jika tulisan itu tentang mereka. Karena kita akan menerima respon yang spontan, jujur dan apa adanya. Jauh dari nuansa jaim. Juga kita menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter di sini, yaitu karakter jujur. Bahwa apa yang kita sampaikan pada mereka, kita pun telah melakukannya.
Dengan momen ini, aku jadi terinspirasi untuk menuliskan berbagai pengalamanku berinteraksi dengan siswa-siswaku. Mereka semua memiliki keunikan masing-masing yang jika ku tuliskan satu persatu, ahaaaa…betul juga kata-kata si Sri; bisa jadi sebuah novel tuh.
Waaah keren juga ya Bu.
BalasHapusYa Bu, seru sangat. Yang namanya g' ada pada protes: "Yaaaa Ibu, nama saya g' disebut-sebut".
Hapushe he heee
Terimakasih Bu, sudah mampir. Terimakasih juga untuk support-nya selama ini
terimakasih banyak infonya sangat beranfaat sekali
BalasHapusSaya Ibu Queen Daniel, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada indaividu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (queendanielloanfirm@gmail.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.
BalasHapus