Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperative) merupakan salah satu model pembelajaran yang berbasis CTL (Contextual Teaching Learning). Memiliki empat ciri khusus yaitu Landasan Teoritik, Tujuan Hasil Belajar Siswa, Tingkah Laku Mengajar (Sintaks), Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan.
Landasan Teoritik mengacu pada Teori Belajar Konstruktivis yang membangun Learning Community.
Hasil Belajar Siswa meliputi hasil belajar akademik (konsep-konsep sulit) dan Ketrampilan Sosial (Ketrampilan Kooperatif).
Tingkah Laku Mengajar (Sintaks) terdiri dari enam fase, yaitu:
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi Siswa
Fase 2
Menyajikan informasi
Fase 3
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompik belajar
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5
Evaluasi
Fase 6
Memberikan penghargaan
Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan yang terbangun ialah proses demokrasi dan peran aktif siswa yang teraplikasi dalam system pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre) dan siswa belajar dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda.
Beberapa variasi dalam Model Pembelajaran Cooperative Learning ialah:
1. Student Teams Achievement Division (STAD)
2. Tim Ahli (Jigsaw)
3. Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4. Think Pair Share (TPS)
5. Numbered Head Togehther (NHT)
6. Teams Games Tournament (TGT)
Bu, model pembelajaran seperti ini, membutuhkan waktu efektif belajar berapa lama? Dalam budaya pengajaran sekolah-sekolah negeri yang serba - maaf - keburu-buru dan seadanya, mungkin tidak dilaksanakan ya ... Apa mesti sekolah-sekolah negeri pun full day school seperti banyak sekolah swasta favorit? Tapi ... para pengajarnya siap gak ya?
BalasHapusMetode pembelajaran yang memacu siswa untuk aktif, apa bedanya dengan metode diskusi bu?... pokonya good information lah.
BalasHapus