MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

17 Februari 2009

Ponari: Kisah Dongeng di era Digital ?


Dahulu kala di sebuah desa tinggallah seorang anak laki-laki bersama orang tuanya. Pada suatu hari anak tersebut menemukan sebuah benda ajaib berupa batu yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Akhirnya dengan batu itu si bocah menjadi kaya raya.

Ungkapan-ungkapan seperti itu cenderung selalu kita temukan dalam dongeng menjelang tidur ketika kita masih kanak-kanak. Tetapi di abad 21 ini, disaat segala sesuatu serba digital dan mobile kisah itu muncul kepermukaan dalam kemasan reality show from…Jombang...


Beberapa bulan yang lalu, Jombang hampir setiap hari muncul dalam pemberitaan di televisi dengan kasus kriminal yang dilakukan Ryan. Beberapa hari terakhir ini kembali Jombang menjadi pembicaraan dengan munculnya bocah fenomenal Ponari dengan batu ajaibnya. Sejenis batu apung yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit, hanya dengan mencelupkannya ke air dan meminumkan air tersebut ke orang yang sakit.
Fenomena Ponari telah mengundang berbagai ‘orang-orang pinter’ di negri ini untuk menganalisa berbagai reaksi masyarakat yang muncul. Para ahli medis mengatakan bahwa sistem pengobatan Ponari tidaklah higienis, para sosiolog berargumentasi pola pikir masyarakat kita masih doyan dengan praktek perdukunan, sebahagian lagi menyebutkan dengan rentetan antri yang mencapai beberapa kilometer telah menunjukkan betapa masyarakat belum mendapatkan layanan pengobatan murah yang semestinya dari pemerintah, juga betapa dunia kedokteran belum mampu mendeteksi penyakit yang justru bersama Ponari mereka menemukan kesembuhan itu. Walah, setiap hari muncul 1001 malam argumentasi. Tetapi apapun komentar mereka, toh yang datang ke Ponari dengan penuh keyakinan bahwa ia dapat menolong kesembuhan mereka…ya mendapatkan kesembuhan itu dan yang datang hanya sekedar ingin membuktikan dan coba-coba justru mendapatkan kekecewaan.
Akan tetapi, ada satu pemikiran yang muncul di benak saya yang awam ini kawan. Segala sesuatu yang terjadi pada Ponari tidak akan terjadi tanpa ‘izin’ dari Yang Maha Kuasa. Satu ‘kemampuan’ yang IA titipkan pada Ponari telah membawa berkah bagi orang-orang disekelilingnya. Bukan hanya buat pasien yang berhasil disembuhkannya, tetapi Ponari telah kebagian rezeki jutaan setiap hari (padahal ia tidak menentukan tarif tertentu dalam pengobatannya), belum lagi mesjid di desanya juga menampung zakat 20% dari sumbangan masyarakat yang telah berobat, masyarakat di sekelilingnyapun juga kebagian berkah dengan mendapat omset ratusan ribu sehari hanya dengan berdagang air putih. Bayangkan, SATU KEMAMPUAN yang dititipkanNYA kepada seorang bocah desa bernama Ponari telah menumbangkan berbagai teori perbaikan perekonomian masyarakat kecil versi pakar ekonomi kita. Jadi bisa dimaklumi ketika mereka rada protes ketika praktek Ponari ditutup. Karena mereka sangat merasakan berkah dari kehadiran seorang Ponari. Cuma cian juga Ponarinya, jadi kehilangan dunia kanak-kanaknya.
(Dari peristiwa ini sungguh DIA telah menunjukkan betapa ilmu manusia sangat terbatas untuk memecahkan rahasia ilmu NYA. Bukankah tidak ada sesuatupun terjadi di dunia ini tanpa perhitunganNYA ? Sungguh hikmah hanya diperoleh bagi orang-orang yang beriman dan berpikir.)
Namun setelah praktek Ponari ditutup. Keyakinan masyarakat yang masih mendambakannya melebar tidak terkedali. Air sumur disekitar rumah ponari bahkan saluran got/comberan rumahnyapun jadi sasaran image keajaiban itu. Walah…walah…apakah karena pola pikir yang sedemikian rupa ini juga yang membuat bangsa ini dulu pernah dijajah Belanda 350 tahun dan dijajah Jepang 3,5 tahun ? Entahlah….!!!
Kemarin saya menerima email dari seorang sahabat yang mengirimkan gambar seperti yang saya lampirkan di atas. He he he…. Gimana ya kira-kira apabila di Supermarket-supermarket muncul soft drink seperti itu ? Apakah akan muncul juga antrian panjang seperti di Jombang ? Aih.. gak kebayanglah….. Hayooo yang berminat ngaku…. !! Ha ha ha...

2 komentar:

Komentar 'Yes' but Spam...oh...'No'...!