MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

26 April 2010

Quantum Learning (Part Three)


Cara Berpikir Otak Kanan dan Otak Kiri.

Batang Otak Reptilia, Sistem Limbik atau Otak Mamalia, dan Neokorteks atau Otak Berpikir, ketiga bagian otak ini dibagi menjadi dua belahan. Kedua belahan ini lebih dikenal dengan sebutan Otak Kanan dan Otak Kiri. Masing-masing belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan memiliki spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi antara kedua sisi.

Proses berpikir otak kiri adalah Logis, Sekuensial, Linier dan Rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolisme.

Sedangkan proses berpikir otak kanan adalah Acak, Tidak teratur, Intuitif dan Holistic. Cara berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat non verbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan (merasakan kehadiran suatu benda atau organ), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.

Mulanya ilmu pengetahuan melalakukan dikotomi terhadap dua belahan otak ini. Akan tetapi seiring perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sudah beranjak dari dikotomi otak kanan/kiri ke pandangan yang lebih luas tentang lima sistem pembelajaran. Kelima sistem itu ialah emosional, sosial, kognitif, fisik dan reflektif. Tidak ada sistem pembelajaran yang berdiri sendiri. Tindakan setiap sistem mempengaruhi sistem lain sebagai bagian dari keseluruhan yang lebih besar, ibarat riak-riak dari sejumput batu yang dilemparkan ke kolam. Ketika setiap batu membentuk riaknya sendiri yang bertabrakan dan mengganggu riak yang lain, kombinasi hasilnya menciptakan gelombang yang secara keseluruhan memiliki pola baru.

Maka dapat dinyatakan bahwa kedua belahan otak ini sama pentingnya. Seseorang yang dapat memanfaatkan kedua belahan otak kiri dan kanannya dengan baik maka ia akan mendapatkan keseimbangan dan tidak mudah stress. Untuk menyeimbangkan otak kiri, perlu dimasukkan musik dan estetika dalam pengalaman belajar, music dan estetika adalah ‘konsumsi’ otak kanan. Hal ini memberikan umpan balik positif bagi diri sendiri. Semua itu menimbulkan emosi positif, yang membuat otak kita lebih efektif. Maka emosi positif meningkatkan kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.

Bersambung

Referensi:

1. Barbara K. Given, Brain-Based Teaching, Penerbit Kaifa PT Mizan Pustaka, Bandung, Cet. I, 2007

2. Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning, Penerbit Kaifa PT Mizan Pustaka, Bandung, Cet. XXVII, 2009.

10 komentar:

  1. berarti kecerdasan emosi berasaL dari penyeimbangan dari ke-2 otak tsb yah bu?

    BalasHapus
  2. Ya begitulah...
    Semakin seimbang maka emosi makin terjaga. Emosi yg stabil membuat Qta dpt berpikir jernih sehingga jauh dari stress.
    Haiyaa... ni si Om nanyak ap uji kompetensi ya.??
    He he he.. Makasi Om sdh mampir and koment.
    G' slh tu jargon.... 'Ngangeni'... ki ki ki

    BalasHapus
  3. maaf baru bisa komentar nih sob,

    sepertinya kebanyakan orang cenderung hanya menggunakan salah satu bagian dari otak tersebut yaitu bagian kirinya saja......
    gimana ya caranya untuk bisa melatih otak bagian kanannya juga sehingga jadi seimbang antara otak kiri dan kanan

    thank's ya...

    BalasHapus
  4. ibu_guru qt ini bisa aja nih, justru si_om rajin2 dtng kesini u/ beLajar dari ibu.
    karna bLm ada yg Lbh up-to-date, baca2 postingan yg sbLmnya duLu ach.
    trims kasih ibu_guru, iLmunya Laksana pohon yg berbuah

    BalasHapus
  5. @Rahamatea:
    Salah satu contoh menyeimbangkannya: ketika Qta sdg baca buku/belajar, pasang head set denger musik. Maka info di buku konsumsi otak kiri, sdgkan musik konsumsi otak kanan. Kira2 gt deh contoh paling sederhana. Dl sy pernah baca d sbuah media ctak, Pak Arif Rahman Hakim py sekolah yg rada unik. Siswanya d bolehkan belajar sambil dengar musik d klas, asalkan ttp dlm 'kondisi' belajar. Seorang teman d Swedia bilg k saya bahwa d sana dokter rumah sakit jiwa jadwal kerja na 1 bln on duty, 1 bln off, spy terhindar dari stress. Katanya lo...!!

    @Om Ganteng:
    he he he.. artikel ini saya tulis utk berlatih mengikat makna Seperti teori Pak Hernowo Hasyim, penulis kondang negri ini. Kata beliau salah satu cara melatih kecerdasan "Tulislah apa yang pernah kamu baca". Gitu Om. Trus kt Ali bin Abi Thalib" "Ikatlah ilmu dgn menuliskannya"
    Yap...belajar bareng yuk Omm..!!

    BalasHapus
  6. oh begono yah.
    seLain itu juga kiranya perLu mencermati fiLosofi teko atau kendi.
    "biLa airnya (isi) seLaLu dituangkan maka kapasitas voLumeya akan bisa terisi terus (tidak terbatas), tp biLa airnya (isi) tdk pernah dituangkan maka kapasitas voLumenya akan terbatas".
    setuju gak buw?.

    BalasHapus
  7. @om_rame:
    Setujuuuu...banget om..!
    La Sharing is Fun kan salah satu media utk nuang isi teko itu om... he he he...
    Mantrab tralala...tu falsafah si om..!!
    Syukron...!!

    BalasHapus
  8. faLsafah tsb terinspirasi seteLah mencermati dan memaknai tuLisan ini, jd semakin bnyk membaca tuLisan di bLog ini maka akan semakin banyak puLa inspirasi yg si+om dpt.
    trims bnyk, bu_guru teLah sudi berbagi iLmu. ditunggu artikeL terbarunya.

    BalasHapus
  9. Haallaaahhh....si Om bs aj.. Trimakasih jg om sdh meluangkan wkt mampir d tini.

    Yg baru sdh nongol kok om..
    Sukses slalu bt om...

    BalasHapus
  10. Blog sampean bagus sekali kontennya, banyak pengetahuannya. Trims Kunjungannya ke blog saya dan trims atas doanya. Semoga anda sukses terus.

    BalasHapus

Komentar 'Yes' but Spam...oh...'No'...!