MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

9 Oktober 2009

PTK Sebagai Salah Satu Pengembangan Profesi Guru


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) akhir-akhir ini begitu sering di bicarakan dikalangan pendidik. Apalagi para pendidik di daerah. Hal ini seiring dengan dijalankannya program Sertifikasi Guru. Tetapi masih banyak pendidik di daerah (khususnya daerah-daerah di Kabupaten saya, yaitu Kabupaten Langkat) terutama yang bertugas di sekoalah/madrasah swasta yang begitu asing dengan istilah PTK. Jika kita menawarkan mereka untuk mengikuti workshop PTK, sering disambut dengan komentar:…”PTK itu apa sih?”…

Sesungguhnya penelitian secara umum telah banyak digunakan di berbagai bidang kehidupan. Di bidang Industri misalnya, penelitian tindakan telah lama digunakan untuk peningkatan mutu dan untuk mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan kerja yang ada. Kemudian di bidang olah raga juga telah lama digunakan terutama dalam hal peningkatan prestasi atlit. Demikian juga di bidang pertanian, peternakan, kedokteran, dan sebagainya telah lama menggunakannya.
Sedang di bidang pendidikan, action research baru populer di awal tahun 90-an. Beberapa ahli memperkenalkannya melalui Classroom Action Research/CAR atau Penelitian Tindakan Kelas/PTK.
Di Indonesia, Penelitian Tindakan Kelas ini baru populer di penghujung tahun 90-an, dan disosialisasikan secara massal kepada praktisi pendidikan terutama para guru di awal tahun 2000-an. Saat ini setiap guru yang melakukan penelitian untuk pengembangan profesi harus jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). (Wakhid Akhdinirwanto, 2009)
Ada lima macam kegiatan Guru yang termasuk kegiatan Pengembangan Profesi, yaitu:
1. Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang pendidikan
2. Menemukan Teknologi Tepat Guna di bidang Pendidikan
3. Membuat alat pelajaran/peraga atau alat bimbingan
4. Menciptakan karya seni
5. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum

Beberapa karya tulis ilmiah yang dapat dibuat guru adalah:
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survai, dan atau evaluasi di bidang pendidikan.
2. Karya tulis atau makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan.
3. Tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa.
4. Prasaran yang berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah.
5. Buku pelajaran atau modul.
6. Diktat pelajaran
7. Karya penerjemahan buku pelajaran/karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan.

Akan tetapi semua karya itu harus mengacu kepada beberapa criteria. Kriteria tersebut termaktub dalam kata “APIK”, maksudnya:

A : Asli: karya asli penyusun, bukan plagiat, jiplakan atau disusun dengan tidak jujur.

P : Perlu: permasalahan memang perlu, mempunyai manfaat, tidak mengada-ada.

I : Ilmiah: penelitian dilakukan sesuai kaidah kebenaran ilmiah.

K : Konsisten: sesuai dengan bidang keilmuan Guru.

Kembali kepada topik kita tentang PTK.
PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar meningkat.

Dengan kata lain secara sederhana dapat dinyatakan bahwa PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Tentu saja fokus PTK adalah pada siswa atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas.

Tidak dapat kita pungkiri, dalam proses belajar mengajar sehari-hari cukup banyak permasalahan. Lantas masalah apa sajakah yang dapat di kaji dalam PTK? Hal-hal berikut ini dapat dijadikan pertimbangan:

1. Berasal dari kondisi nyata di lapangan.
2. Benar-benar mendesak untuk dilaksanakan.
3. Menunjukkan harapan (berpotensi) untuk dapat diselesaikan
4. Penyelesaiannya merupakan perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran
5. Cakupan masalah untuk PTK cukup luas, diantaranya:
- Masalah belajar siswa di sekolah seperti permasalahan belajar di kelas, kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, mis-strategi, dan peningkatan hasil belajar siswa.
- Pengembangan profesionalisme Guru dalam peningkatan mutu perancangan, pelaksanaan dan evaluasi program pengajaran.
- Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi diri.
- Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi metode pembelajaran, atau interaksi di dalam kelas, partisipasi orangtua dalam proses belajar siswa.
- Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri siswa.
- Pengembangan pribadi siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya (termasuk dalam tema ini antara lain: peningkatan kemandirian dan tanggungjawab peserta didik, peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik- siswa dan orangtua dalam PBM, peningkatan konsep diri peserta didik).
- Alat bantu, media dan sumber belajar. Termasuk dalam tema ini, antara lain masalah penggunaan media, perpustakan, sumber belajar di dalam/di luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat.
- Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi).
- Masalah kurikulum, misalnya implementasi kurikulum, interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, siswa-lingkungan belajar, urutan penyajian materi pokok.

(bersambung…)

Referensi:
1. Pedoman Penilaian Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan, Depdikbud, 1997
2. Drs. R. Wakhid Akhdinirwanto, M.Sc, Cara Mudah Mengembangkan Profesi Guru, Agupena dan Sabda Media, Yogyakarta, 2009
3. www.ardhana12.wordpress.com
4. www.omtion.blogspot.com

5 komentar:

  1. Waaah, saya dah pernah ikutan work shop PTK sampe sekarang saya belum ngerti, apa sayanya yang tulalit hehehe.... emang sih kata temen2 juga kalau baru 1 kali atau 2 kali mah ga akan ngerti. tapi setelah baca artikel ini, saya jadi lebih tau lagi tentang PTK. makasih yaah bu....

    BalasHapus
  2. Sama2 Asep. Ibu pun posting artikel ini, selain memenuhi request beberapa teman, ya mengulang2 kaji utk diri 'ndiri. Bukankah lancar kaji krn d ulang? Yap, sukses utkmu Sep. Smoga lls jika iktan tes PNS nanti. He he he

    BalasHapus
  3. banyak yang tidak suka menyusun PTK karena meneliti itu sulit. kalau membuat PTK, isinya sangat di awang - awang. padahal PTK sendiri ditujukan untuk meneliti pembelajaran yang paling efektif untuk anak didik kita masing masing.

    BalasHapus
  4. He..he..he...jawab aja, PTK itu Pecel Tanpa Kuah Mbak he..he..he..just kidding lo Mbak jangan dimasukkan hati.

    Oiya, saya malah baru semakin paham setelah membaca posting Embak kali ini. Maklum lah guru TK, masih GTT lagi, jadi belum terlalu get involved dalam banyak program yang telah digulirkan oleh pemerintah. Ternyata skema tersebut sangat menarik dan mendorong peningkatan kompetensi dan kapasitas guru.
    By the way, keterlibatan saya dalam kegiatan besar sekaloh juga masih terbatas, karena masih dianggap belum S1, jadi masih ada pembatasan-pembatasan buat saya. Terkadang saya juga merasa berkecil hati juga ketika masih dipandang sebelah mata oleh senior-senior yang sudah berstatus guru tetap dan berpredikat S1, meskipun bukan dari S1 PAUD. Ya begitulah, saya harus bersabar dulu memang! Kini memang saatnya untuk belajar lebih giat demi keberhasilan study saya saat ini!

    BalasHapus
  5. info bermanfaat sis, thanks.saya tunggu sambunganya ya...

    BalasHapus

Komentar 'Yes' but Spam...oh...'No'...!