MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

3 April 2009

Mengenal Metode Berlitz


Sekedar berbagi cerita, kawan. Awal Desember 2008 lalu, saya mengikuti PLPG Bahasa Inggris di Kisaran. Masuk PLPG karena nilai Porto Folio tidak mencukupi. Cian dech…. Eh, tapi gak ding. PLPG-nya asyik lo. Malah pengen lagi. La wong kerjanya cuma belajar, makan and tidur. Gak perlu mikirin ke pasar, dapur, beresin rumah… Alaaah kok jadi ngawur ceritanya ya. OK…kembali ke laptop…. Ups maksudnya kembali ke topik.
Gini lo, dalam forum diskusi ama temen-temen, beberapa teman di kelompok saya begitu asing ketika saya menyebut Metode Berlitz dalam pengajaran bahasa. Tapi setelah diuraikan selintas mereka langsung komen…. Ooo..gitu….! Ya pernahlah menggunakannya, Cuma namanya aja yang gak tau…!!
Nah karena kemarin ada seorang kawan yang minta label Metode ditambah (by SMS), so boleh dong kali ini saya share Metode Berlitz.

Nama Berlitz diambil dari personil yang meng-create metode ini, yaitu Dr.MD Berlitz. Nama ini umurnya lumayan lama, kawan. 120 tahun lo dan telah dikenal luas hampir di 35 negara. Konon kabarnya di Jakarta telah ada suatu lembaga yang khusus mengembangkan metode ini sejak tahun 90-an. Semoga pembaca yang di wilayah Jabotabek nanti berkenan menginformasikannya di kolom komentar. Penekanan utama Metode Berlitz adalah memberikan perhatian kepada masing-masing individu melalui pengajaran secara langsung. CD Roms, Videos, dan teknologi canggih lainnya hanya dipakai untuk menunjang program latihan dan memberikan informasi tambahan serta meningkatkan penguasaan bahasa.

Secara garis besar dasar-dasar yang menjadi landasan metode ini ialah:
1. Hubungan langsung antara bahasa yang diajarkan dan pikiran pembelajar selalu dijaga. Pembelajar dibawa berpikir dalam bahasan yang diajarkan itu.
2. Bahasa ibu pembelajar tidak dipakai sama sekali.
3. Kata-kata benda konkret diajarkan dengan memperlihatkan benda atau gambarnya, atau tiruannya.
4. Kata-kata benda abstrak diajarkan dengan menghubungkan pengertian dengan demonstrasi.
5. Tata bahasa diajarkan dengan contoh-contoh.
6. Sejak permulaan segala sesuatu diajarkan secara lisan.
7. Pada umumnya kata-kata diberikan dalam hubungan kalimat, bukan dalam bentuk benda, diajukan pertanyaan-pertanyaan : apa ini ? Ini pensil (sambil memperlihatkan bendanya), dan sebagainya.

Akan tetapi sebagaimana kita ketahui, tidak ada metode yang sempurna. Setiap metode memiliki nilai plus dan minus sendiri-sendiri. Begitu juga dengan metode Berlitz ini.

Keunggulan metode ini antara lain:
1. Oleh karena titik berat pelajaran diletakkan pada latihan mendengar (menangkap) dan berbicara (menghasilkan) bahasa yang sedang dipelajari, maka metode ini baik sekali untuk tujuan mempelajari bahasa lisan.
2. Oleh karena pembelajar sudah memperoleh dasar berbahasa lisan yang baik, maka metode ini juga baik untuk bahasa tertulis. Dibanding dengan metode terjemahan, anak anak akan lebih mudah belajar membaca dan menulis dengan metode ini.
3. Pengajar yang mengetahui hanya bahasa yang akan diajarkannya itu saja akan dapat mengajar kelas yang pembelajarnya berbeda-beda bahasa ibunya, seperti kebanyakan sekolah yang terdapat di kota-kota.

Sedangkan kelemahan metode ini antara lain:

1. Oleh karena semua pelajaran diberikan secara lisan dalam bahasa yang diajarkan itu, maka pengajar harus sungguh-sungguh fasih (menguasai) berbicara dalam bahasa itu. Dalam prakteknya syarat ini umumnya sukar dapat dipenuhi.
2. Jumlah pembelajar dalam suatu kelas tidak boleh besar.
3. Demonstrasi yang diperlukan untuk menjelaskan pelajaran sangat membantu pengajar, terlebih lagi jika pengajar harus mengajar banyak. Selain dari pada itu bahaya lain, bahwa realisasi pembelajar mungkin berlainan dari pada yang diduga, sehingga ada kemungkinan pelajaran akan berubah menjadi sandiwara lelucon saja, yaitu pengajar yang bertindak sebagai pelaku utamanya.
4. Seringkali memberikan keterangan dan mendemonstrasikan berarti membuang-buang waktu, karena dapat berjalan lebih pesat dan salah pengertian dapat dihindarkan dan ketelitian pengajar dapat dikurangi.
5. Susunan pelajaran sebagian dipengaruhi oleh apa yang mudah diajarkan saja.

Nah, setelah anda mengidentifikasi dasar-dasarnya, tentu pernah menerapkannya bukan? Terutama yang berperan dalam pengajaran bahasa. Baik bahasa asing maupun bahasa Indonesia.

Referensi:
1. Metode Berlitz Dalam Pengajaran Bahasa, www.massofa.wordpress.com
2. www.commerce.cbn.net.id

3 komentar:

  1. Assalamualaikum wr b

    hiks..hiks..hiks..

    Bunda..ada gk cra cpat mnguasai plajaran structure buat tes Toefl..

    Lmah/goblok bgt ni Bun structurenya pdahl nilainya /soal kn lbh tinggi drpd listning at reading..

    at trik jwabnya aj dh..bln dpan ujiannya..

    syarat bwt skolah lg Bun..sap tau bs gmpang cr krja kl skolh lg, biar gk buat cm buat blog lowongan doang Bun..hiks..hiks..

    kl ad info cara mningkatkan kmampuan dlm wktu singkat at ad triknya..tolong di email y Bun..

    ramaedius@gmail.com

    Wassalam

    BalasHapus
  2. Wa'alaikumussalam wr. Wbr. Duh Ananda MD JOBS, komen sih komen, tp jgn ampek termehek mehek gt dong. Sesuai request dah Bunda reply by mail. Check ur inbox. But as my profile: nothing special about me. He...3x. Sukses selalu. BTW, ngakunya toefl na jeblok, pd hal dr content blog na aj dah ketauan high quality. Down to earth banget neh ank muda. Good lah!

    BalasHapus
  3. boleh doong berbagi pengalaman cara mengajar, soalnya aq baru ngajar di sebuah MTs. jadi masih tahap belajar gituh...

    BalasHapus

Komentar 'Yes' but Spam...oh...'No'...!