MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

31 Maret 2009

Berteman Dengan Buku


“Buku adalah jendela dunia.” Demikian pepatah yang telah saya dengar sejak masa kanak-kanak. Setujukah anda dengan pepatah itu? Cuma segitunyakah? Ketika saya kanak-kanak saya setuju dengan kalimat bijak tersebut. Tetapi setelah umur bertambah dari waktu ke waktu…(ihh…sebenernya dari waktu ke waktu umur kita nambah atau malah berkurang ya? Hiks…), baru saya menyadari bahwa buku (membaca-red) bukan hanya jendela dunia tetapi…hmm….dia punya nilai ‘greng’ yang cukup dahsyat kawan.

Salah seorang penulis muda muslim yang saya begitu ‘menggila’ dengan karya-karyanya (alaaahh…hiperbola…he he he), yaitu Dr. Aidh Al Qarni dalam buku fenomenal-nya La Tahzan, dengan bahasa sastra tingginya beliau mengungkapkan:

“Membaca buku akan membukakan pintu otak dan akan memandunya ke arah kepandaian dan kebijaksanaan. Membaca buku akan memberikan bekal hikmah, akan membuat lisan tidak kelu, meningkatkan kemampuan berpikir, menghantarkan ke wilayah hakikat, dan akan menghilangkan yang syubuhat (keraguan). Membaca buku adalah hiburan bagi yang menyendiri, munajat bagi jiwa, dialog bagi orang yang senang mengobrol, kenikmatan bagi orang yang merenung, dan pelita bagi yang berjalan di tengah malam. Semakin pengetahuan diulang, dikuasai, dan disaring, maka semakin pengetahuan itu berbuah, meranum, dan tiba saatnya untuk dipetik. Namun demikian pengetahuan itu tetap pada dahannya, dan akan memberikan buahnya setiap waktu dengan izin Rabb-nya. Meski para penulis telah mati, namun berita tentang mereka tetap menempatkan mereka di kedudukannya.”

Begitu banyak tokoh yang mem-booming di alam raya ini karena sebuah buku. JK. Rowling yang semula hanya ibu rumah tangga biasa menghentak dunia dengan ‘Harry Potter’-nya. Andrea Hirata yang semula hanya seorang pegawai Telkom, menggebrak dunia sastra dengan Tetralogi Laskar Pelanginya. Padahal sebelumnya beliau tidak pernah bersentuhan dengan dunia sastra. Ary Ginanjar melejit ke permukaan dengan buku ESQ-nya yang bernuansa religius, padahal beliau tidak pernah mengenyam pendidikan formil yang berlatar belakang agama. La wong beliau sendiri total terjun di dunia wira usaha. Masih banyak lagi nama-nama yang mengalami jalan hidup bersama buku yang mirip seperti mereka, kawan. Yang kesemua buku-buku mereka telah memberikan inspirasi serta spirit bagi jutaan pembacanya. Tentu saja para tokoh tersebut mampu meng-create sebuah buku berdasarkan inspirasinya dari bukan hanya membaca buku tetapi juga ‘membaca alam mayapada’. Buku telah membuat mereka yang semula ‘nobody’ bukan hanya menjadi ‘anybody’, tetapi bahkan ‘somebody’. Terbuktilah bahwa buku mampu mengexplore dan meningkatkan potensi diri.

Lalu bagaimanakah perumpamaan yang tepat bagi orang yang enggan membaca buku? Masih mengcopy pemikiran Dr. Aid Al Qarni neh, beliau memperumpamakannya kira-kira begini….. “Itulah penjara bagi lisan, kungkungan terhadap nilai pribadi, kebekuan untuk hati, kerusakan bagi otak, kematian bagi kepribadian, kelesuan di tengah perjalanan meraih pengetahuan, dan kekeringan bagi pikiran. Mengapa demikian? Karena buku selalu mengandung faedah, tamsil, kebijaksanaan,cerita dan hikayat yang sangat unik.

Oleh karena itu kawan. Beruntunglah orang-orang yang masih memiliki tekad, hasrat, dan semangat untuk berteman dengan buku. Maksudnya masih menyisakan waktu untuk membaca buku disela-sela kesibukannya. Karena apabila hal itu telah mati dalam diri kita….hmmm… mungkin bisa dikatakan bahwa itu sebahagian dari ‘musibah’. Gak setuju? Silahkan ungkapkan di kolom komentar. He he he…
Selengkapnya...

26 Maret 2009

The Challenge of a large Class


Nowadays we always face a large class in a school. There are more than forty students in a class. It can be happened because of the school facility is low. Teaching English in a large class is not easy. Sometimes we get some problems because of this situation. But how hard the problem, it is our challenge to do our duty.

There are so many challenges in teaching English in a large class. Some of them are:

• It's difficult to keep good discipline going in a large class.
• We have to provide for more children of different ages and different abilities, wanting to learn different things at different speeds and in different ways.
• We can't easily give each child the individual attention they need.
• We may not have enough books or teaching and learning aids

If we couldn’t handle the challenge wisely, of course it will become problem in learning process. Sometimes we can handle the problem by our self. But sometimes we need somebody else solving it. But we have to use all of our knowledge to give the best resolving. There is possibility of there are more than one real correct answer, so we have to face the most precise answer among so much the answer. Efficiency to solve problem can be learned. That’s why we have to train our student as early as possible. In this case, working in group (discussion method) is one of the solving problems for large class. Beside as it gives the opportunity to increase their skill to solve the problem, it’s also making them be democracy in their life.

Beside as the challenge above, actually we also get some advantages of a large class. They are:

• They can share many different ideas and interesting life experiences. This stimulates the children and enlivens those parts of your lesson where children can discuss and learn from each other.
• During project work, children can learn to share responsibility and help each other. This also brings variety and speeds up the work.

How large your class, don’t complain about it first. Just keep trying to find the best way to handle such as situation.

Selengkapnya...

23 Maret 2009

Kita 'Berhutang' Pada Mereka



Apa yang ada dibenak anda jika anda melihat poto di atas ? Bagaimana pula perasaan anda jika pemandangan di atas anda saksikan setiap hari ? Atau hanya beberapa hari dalam seminggu ? Bagaimana pula perasaan anda jika pada suatu hari melihat mereka harus menangis menjerit-jerit ketika perlengkapan belajarnya diambil secara paksa karena ‘sesuatu’ hal, seperti yang ditayangkan beberapa stasiun televisi dalam segmen berita beberapa hari yang lalu ?

Mungkin anda juga menyaksikan beberapa hari yang lalu diberitakan di televisi swasta bahwa beberapa Sekolah Dasar di kota Malang perlengkapan belajar meja dan kursinya diambil secara paksa oleh para perajin mebel tersebut karena Pemkob Malang belum melunasinya. Hutang ini telah tertunggak selama 3 tahun. Bayangkan 3 tahun, kawan ! Bagi para perajin mereka tidak memiliki alternatif lain selain mengambil paksa meja dan kursi tersebut. Karena mereka sendiri telah dililit hutang akibat biaya produksinya.

Yang membuat saya terhenyak kawan, adalah jawaban dari pihak Pemkob Malang yang dengan ringan mengatakan bahwa kendala melunasi barang-barang tersebut adalah karena anggaran untuk melunasinya sudah melampaui tahun anggaran, jadi dana sudah dikembalikan ke kas Negara. Oh My God…!! Sesederhana itukah ? Lalu bagaimana nasib murid-murid cilik yang menangis menjerit-jerit karena gak rela meja dan kursi mereka diambil secara paksa ?

Kawan, jawaban dari Pemkob Malang itu sungguh membuat orang awam seperti saya yang tidak paham birokrasi pemerintahan sungguh kecewa. Saking kecewanya jadi muncul pemikiran gila dikepala…. Ah…andaikan Khalifah Umar bin Khattab bangkit dari kuburnya…. Mungkin Cuma beliau yang bisa mimpin negeri ini… He he he…. Boleh dong menghayal….!!

Siswa cilik yang menjerit-jerit itu telah jadi korban birokrasi amburadul orang dewasa di sekelilingnya. Sementara tanpa kita sadari sebenarnya kita ‘berhutang’ pada mereka. Jika sang Maha Pencipta hanya melihat kerusakan dan kezaliman yang telah dibuat orang dewasa dipermukaan bumi ini, mungkin DIA dah pengen aja menurunkan azab ke kita. Tetapi pernahkah kita memperhatikan dan menyadari bahwa disekeliling kita begitu banyak bocah-bocah yang dengan tulus ikhlas menyebut asma Allah dan mempelajari Al Qur’an semata-mata lillahi Ta’ala. Di hatinya tidak ada kebohongan dan kepura-puraan. Andaikan mereka berbohong, itupun hanya sebentar. Mana ada bocah yang sanggup memendam kebohongan dalam jangka waktu yang lama. Beda ama orang dewasa yang bisa memendam kebohongan sampai bertahun-tahun. (Sejarah aja terkadang dibohongi). Sebagaimana janji Allah, bahwa DIA tidak akan menurunkan azab selagi masih ada manusia yang ‘menyebut’ ayat-ayatNYA. So kita berhutang pada mereka bukan ?

Dari kejadian ini sebagai solusi mungkin kita bisa memulai dari diri sendiri, kawan. Untuk lebih peduli dengan dinamika dunia pendidikan disekeliling kita. Saya sendiri dalam hati berdoa, semoga pemandangan seperti itu tidak terjadi di kota tercinta Pangkalan Brandan.

Seorang teman lawas di masa SMA yang telah all around the world, minggu lalu SMS saya. Setelah menelusuri blog ini beliau kasi koment by SMS. (Heran deh kenapa juga gak doyan kasi koment di blog ini. Takut ketauan gantengnya ya ? Hiii…apa hubungannya ya ? ha ha ha..). Beliau mengajak saya untuk ‘membuat sesuatu’ di kota Pangkalan Brandan. Tapi maaf ya teman, belum saya respon. Karena saat ini ada beberapa posko umat yang menjadi tanggungan amanah di kepala saya. Jadi request supaya saya yang koordinir, ntar dulu ya. Atut gak bisa jaga amanah. Karena amanah yang telah ada aja terkadang cukup menyita waktu. He he he….. begaya diriku… sok sibuk… padahal gak ada kerjanya. Kwa…kwa…kwa….

Mungkin suatu hari akan ditemukan format yang jitu untuk niat baikmu, kawan. Tentunya gawean itu masih berhubungan dengan dunia pendidikan bukan ? Aih…ngomong ama siapa ni ye ? Terserahlah….siapa aja yang merasa diajak ngomong….!!

Selengkapnya...

18 Maret 2009

Media Sebagai Entry Point pada Teks Narasi


Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentunya kita harus merancang Langkah-langkah Pembelajaran yang pada umumnya melalui tiga tahap. Yaitu Pembukaan, Kegiatan Inti dan Penutup. Pembukaan merupakan starting point yang cukup menentukan jika kita memberikan entry point yang tepat. Berikut saya ingin menawarkan media sederhana yang dapat digunakan sebagai entry point pada Teks Narasi untuk pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII (Delapan).

Narasi atau cerita merupakan salah satu topik yang digemari anak-anak. Tapi sayangnya minat baca siswa di daerah terhadap buku-buku cerita yang baik sesuai dengan usia mereka cenderung menurun. Mungkin ini berhubungan dengan media teknologi yang menawarkan hal-hal baru disekitar mereka. Maka untuk mengimbangi hal ini tenaga pendidik dapat memperkenalkan beberapa buku yang relevan dengan usia mereka pada tahap pembukaan dalam menyampaikan teks Narasi sebagai entry point. Ya korban dikitlah merelakan diri membawa beberapa buku cerita ke kelas. Tentu saja buku cerita yang dimaksud adalah buku cerita dalam bahasa Inggris.

Akan lebih baik jika sekolah tempat kita bertugas memiliki fasilitas perpustakaan yang memadai. Mungkin dengan membawa mereka ke perpustakaan akan memberikan nuansa pembelajaran yang menarik. Tetapi bagaimana jika sekolah kita tidak memiliki fasilitas tersebut ? Jangan mengeluh dulu, ya kitalah yang merelakan diri membawa buku-buku tersebut ke kelas seperti yang saya sampaikan sebelumnya. Toh jika tak ada rotan maka akarpun jadi, bukan ? Mungkin akan member kesan special jika buku-buku tersebut adalah koleksi kita sendiri. Karena terkadang siswa sangat gampang termotivasi jika dia melihat langsung kebiasaan gurunya. Tidak hanya sebatas kata.

Semakin beragam jenis buku yang kita perkenalkan kepada mereka akan semakin menumbuhkan minat baca dalam diri mereka. Misalnya saja kita juga memperkenalkan buku-buku komik yang baik dalam bahasa Inggris kepada mereka. Buku komik yang penuh dengan gambar-gambar terkadang lebih cepat menarik perhatian mereka. Ketika proses perkenalan media ini berlangsung, disitulah dapat terbangun life skill listening dan speaking. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui bukan ?

Jika kita telah berhasil menarik perhatian siswa, maka minatpun akan tebentuk. Setelah itu tentu saja mereka akan termotivasi untuk menerima informasi pada tahap kegiatan inti dan penutup.
Selengkapnya...

11 Maret 2009

Buku Terbaru dari Dr. Aidh Al Qarni



DR. 'AIDH AL-QARNI adalah salah satu ulama muda terkenal di Arab Saudi. Penulis kelahiran 1379 H (1960 M) ini memiliki nama lengkap Dr. 'Aidh Abdullah bin 'Aidh al-Qarni. Nama al-Qarni adalah penisbatan tempat kelahirannya, sebuah daerah di selatan Arab Saudi.

Ia menamatkan program sarjana (Lc), magister (M.A.) dan doktor di Universitas Islam Imam Muhammad bin Su'ud, Riyadh. Hafal Al-Qur'an dan kitab Bulughul Maram, serta telah mengajarkan 5.000-an hadits dan 10.000-an bait syair. Sekitar 1.000-an judul kaset yang berisi ceramah agama, kuliah, serta kumpulan puisi dan syair karangannya telah dipublikasikan.

Keberaniannya menyuarakan kebenaran juga sempat membuatnya merasakan jeruji besi pemerintah Al-Saud. Kesalahnnya saat itu, ia dan kawan-kawan ulama mudanya berani berteriak lantang menentang kehadiran pasukan Amerika Serikat di Arab Saudi atas undangan pemerintah Al-Saud.

(Sumber : www.cordova-book.com )

Salah satu buku beliau yang menempati kategori best seller (bahkan super best seller malah) ialah La Tahzan dan Menjadi Wanita Paling Berbahagia di Dunia. Selain buku-buku dengan judul tersebut di atas, beliau juga telah menulis beberapa buku lainnya seperti :

• Manusia Langit Manusia Bumi : memuat kisah-kisah kepribadian yang khas dari Al Qur’an. Ada kisah malaikat, iblis, Nabi Adam dan isterinya, Nabi Ibrahim dan Ismail, Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya, hingga Nabi Musa dengan Fir'aun dan kaumnya, Bani Israil.
• Jangan Takut Hadapi Hidup : sarat dengan taushiah yang membuat kita semakin optimis menjalani hidup ini.

• Demi Masa, Beginilah Waktu Mengajari Kita… : buku ini sangat berkesan kawan. Salah satu tema yang diangkat beliau dalam buku ini dan sangat ‘menyentuh’ adalah kalimat-kalimat berikut:
Ingatlah, bahwa lebah yang mati itu akan terlempar dari sarangnya, karena dia tidak lagi bernilai. Dan pohon yang kering itu akan disingkirkan dari kebun, karena tidak ada lagi manfaat yang dapat diharapkan darinya. Lantas, apa balasan yang layak bagi seseorang yang bisa mendengar dan melihat, tapi tidak memiliki kontribusi, tidak memiliki produktifitas, dan tidak pula bekerja?

• Masih banyak buku-buku beliau yang lain. Intinya lebih banyak yang saya gak tau dari pada yang saya tau… he…he…he….

Sedangkan buku terbaru karya beliau adalah :
• Islam Rahmatan Lil ‘Alamin : buku ini diawali dengan pemaparan kehidupan bangsa Arab pada masa jahiliah; masa yang penuh dengan pertumpahan darah, perbudakan, pelecehan terhadap kaum wanita, dan sekian banyak perbuatan hina lainnya, sampai pada akhirnya bangsa Arab dan umat manusia secara umum mendapat pencerahan dengan lahirnya sosok manusia pilihan, Muhammad saw.

Rasulullah saw. diutus oleh Allah swt sebagai pembawa berita bahagia, dan peringatan bagi orang-orang yang mengesampingkan nilai kemanusiaan; orang yang lebih mengedepankan perut daripada hati. Dalam catatan sejarah, tidak ada satupun orang yang mampu menempati posisi Muhammad saw, dimana beliau adalah pemimpin dalam semua lini kehidupan; pemimpin dan teladan bagi orang yang terjun dalam dunia bisnis, guru besar dalam dunia pendidikan, contoh nyata bagi para pejabat tinggi negara, dan panutan yang ideal dalam kehidupan berumah-tangga.

Jadi jangan heran jika dalam daftar 100 tokoh dunia, beliau menempati posisi puncak…!!

Selengkapnya...