MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

3 Juli 2009

Dari Teacher Center Menuju Student Center


Pengembangan Kurikulum di Negara kita cenderung menjadi sorotan masyarakat akhir-akhir ini. Baik itu masyarakat dari rumpun pendidikan maupun non pendidikan. Kurikulum yang cenderung gonta ganti dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun menimbulkan polemik. Mungkin ada baiknya sebelum kita membicarakan hal ini lebih jauh, kita tinjau kembali pemikiran Bapak Drs. Abdullah Idi, M.Ed dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Beliau menyatakan bahwa ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Salah satu diantaranya adalah Prinsip Relevansi.

Dalam Oxford Advanced Dictionary of Current English kata relevansi atau relevant mempunyai arti (closely) connected with what is happening, yakni mempunyai arti kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi.
Soetopo dan Soemanto (1993: 49-50) dan Subandijah (1993: 49-50) mengungkapkan prinsip relevansi dalam pengembangan kurikulum sebagai berikut:

1. Relevansi Pendidikan Dengan Lingkungan Anak Didik
2. Relevansi Pendidikan Dengan Kehidupan Sekarang dan Kehidupan Yang Akan Datang
3. Relevansi Pendidikan Dengan Dunia Kerja
4. Relevansi Pendidikan Dengan Ilmu Pengetahuan.

Beranjak dari hal tersebut di atas, dinyatakan pula bahwa salah satu komponen kurikulum ialah Komponen Strategi Belajar Mengajar. Jika kita membicarakan Strategi Belajar Mengajar maka tidaklah terlepas dari unsur Pendekatan (approach), model dan metode (method). Seiring dengan pengembangan kurikulum selama ini, telah terjadi perubahan Paradigma Pendidikan dikalangan para tenaga pendidik.

Jika dahulu Paradigma Pendidikan kita mengarah kepada Teacher Center, maka sekarang arah itu perlahan tapi pasti telah berubah menuju Student Center.

Bagaimanakah ciri-ciri pembelajaran Student Center ? Pembelajaran Student Center adalah Pembelajaran yang bersifat GENT (Govern Enforce Notify Tells and Sanction). Govern yang berarti mengajar itu lebih bersifat memerintah, dipusatkan pada pembentukan tingkah laku stimulus–respon terdiri dari :
• Enforce
• Notify
• Tells
• Sanction

Enforce yang berarti memberi reward(penghargaan), tetapi memaksa karena siswa dipaksa untuk memberi respon dari stimulus yang diberikan guru.

Notify yaitu guru mengamati siswa satu persatu dengan maksud memaksakan sesuatu, yaitu pembentukan perilaku yang diharapkan

Tells yaitu guru banyak bicara, dalam arti berbagai hal yang diketahui guru diinformasikan kepada siswa
Sanction yaitu pemberian sangsi atau hukuman

Sedangkan pembelajaran yang bersifat Teacher Center ciri-cirinya ialah peran guru di kelas berubah (Peran–peran yang bersifat GENTS menuju FEMALES ). Strategi pembelajaran berkembang, dari pemberian konsep-konsep menuju kepada ketrampilan-ketrampilan berpikir atau mengaplikasikan konsep-konsep.

FEMALES adalah singkatan dari:

• Facilitate, yaitu guru sebagai fasilitator, guru tidak selalu merasa serba tahu; (so jika kita emang gak tahu ngaku aja, dan berjanji untuk mencari tahu. Daripada berlaku sok tahu..bisa menyesatkan peserta didik lo. He he he...)
• Enable, yaitu membuat siswa mampu berbuat sesuatu;
• Monitor, yaitu guru memonitor proses yang sedang berlangsung;
• Advice, yaitu peran guru sebagai penasehat, pemberi saran gagasan
• Listen, guru hendaknya banyak mendengar pendapat siswa atau menyadap proses yang berlangsung dalam kelas.
• Empathy, yaitu sikap guru mampu menghayati hal yang dialami/dirasakan siswanya;
• Support, yaitu peran guru sebagai pendukung yang dilakukan siswanya.

Berdasarkan karakteristik peran GENTS dan FEMALES, maka orientasi pembelajaran berubah dari Teacher Centered menuju Student Centered. Walaupun secara keilmuan terjadi perubahan-perubahan (perkembangan), namun kenyataan di lapangan masih menunjukkan fenomena yang sebaliknya, yaitu masih banyak guru yang berorientasi pada teacher centered, yaitu guru masih menekankan pada perannya sebagai penyampai materi pelajaran (transformator). Hiks..hiks… ngaku deh…kadang-kadang saya juga masih gitu… Kadang-kadang lo… ya gitulah, kadang-kadang…kiding-kiding…kudung-kudung…. He he he….

Perubahan paradigm inilah yang kemudian menghadirkan model-model pembelajaran seperti Inkuiry, Discovery Kooperatif, Direct Instruction (DI), Problem Based Instruction (PBI) dan lain-lain. Ntar deh kita bahas…dengan catatan…. Jika sudah diaplikasikan… Ya ya ya… Ibda’ binafsih teman.

Referensi:
1. Drs. Abdullah Isi, M.Ed, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Gaya Media Pratama, Jakarta. 1999
2. Soetopo, H.S & Soemanto, W., Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. 1993
3. Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1993
4. EZRA JHEMIYANTA, S.Pd., M.Pd; Presentasi Seminar Model-model Pembelajaran


2 komentar:

  1. Bu Ayu... Artikel yg ini sy jd kan referensi tgs maklh sy lo. Thanks y Bu. Ntar klo plg k PB, sy mampir. Miss U...

    BalasHapus
  2. Setuju ... Mbak Ayu... aku tunggu tulisan yang lain .. trima kasih sharingnya moga dapat balasan dari Sang Pemberi Balas....

    BalasHapus

Komentar 'Yes' but Spam...oh...'No'...!