MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

19 Juli 2009

Bercermin pada 'Are You Smarter than A Fifth Grader?'



Sabtu malam jika tidak ada pekerjaan atau tidak ada acara lain, biasanya saya nyantai nonton televisi. Tepat pukul 19.00 WIB saya selalu turn on pada channel Global TV. Ada satu segmen di Global TV yang paling saya suka pada jam segitu, yaitu ‘Are You Smarter than A Fifth Grader ?’ yang dipandu oleh Tantowi Yahya. Pada segmen ini kita akan menemukan bocah-bocah seusia Laskar Pelangi kelas 5 SD dan berjumlah 5 orang pula. Mereka adalah Barry, Bima, Belinda, Namira dan si mungil Quinsha. Anak-anak periang, cerdas dan penuh percaya diri. I like them very much.
Tapi sebenarnya bukan anak-anak tersebut yang menjadi topik pembahasan kali ini teman. Ada satu pembelajaran yang menarik pada acara ini.

Saya justru ingin mengajak kita semua untuk bercermin pada anak-anak tersebut. Dalam segmen Are You Smarter than A Fifth Grader para peserta kuis akan dihadapkan dengan 10 pertanyaan selevel pertanyaan siswa kelas 1 sampai kelas 5 SD. Belum ada seorang pesertapun (sejauh yang saya tonton) yang berhasil sampai ke level akhir pertanyaan. Saya sendiri diam-diam sering ikutan kuis ini sambil nonton. Hasilnya…hi hi hi…. Kadang saya kalah lo sama 5 jagoan itu. Terkadang kalah cepat, terkadang kalah total alias jawaban saya salah. Bener-bener skak mat lah….. Aih itu anak-anak sungguh gemesin.

Terkadang saya berpikir, andaikata Bapak Sudibyo, Mendiknas kita ikutan quis ini, bisa gak ya beliau sampai pada level akhir. Terus andaikan gagal, mau gak ya beliau merubah aturan main kelulusan versi UN yang kontroversi itu. Ha ha ha…. Menghayal daku teman.

Terkadang beberapa teman saya yang seprofesi guru sering mengeluh tidak mampu membimbing pelajaran Matematika atau IPA anaknya yang duduk di kelas 6 SD. Tentu saja teman saya itu tidak mengajar Matematika atau IPA. Nah kalau sudah begini, terasalah betapa beratnya beban pelajaran anak-anak kita yang sehari-hari dijejali dengan ilmu dari berbagai jenis. Mulai Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Asing, Kesenian, Agama dan lain sebagainya. Haruskah kita emosi membabi buta ketika salah satu nilai mereka anjlok tanpa pernah toleransi sedikitpun ? Kita sendiri yang orang dewasa terkadang gagal me-review pelajaran-pelajaran sewaktu kita SD dulu.
Seorang teman saya yang bertugas sebagai guru juga, tetapi ia tugas di Negara tetangga, yaitu Swedia. Beliau pernah mengatakan kepada saya bahwa dari segi materi pelajaran, pelajaran di Indonesia jauh lebih berat dari pada di Swedia (kebetulan teman saya itu mengajar tingakt SD di sana). Hanya saja di sana siswa sudah dikenalkan dengan IT sejak dini. Ya eyalah lain ladang lain belalang-nya. Bukan begitu teman ?

Secara psikologis ada sedikit perubahan dalam diri setelah sering menonton ‘Are You Smarter than A Fifth Grader’. Saya lebih mampu mengontrol diri jika hasil kerja siswa sangat jauh dari yang diharapkan. Habisnya terkadang hasilnya sungguh keterlaluan. Ya ya ya…..ngaku deh. Karena jadi teringat diri sendiri yang…. “GAK LEBIH PINTAR DARI SISWA KELAS 5 SD…..!!!” (Gak pa-pa lah jika murid sendiri ada yang baca artikel ini…he he he…. ). Salut buat Global TV yang punya ide meng-create acara seperti itu.

Yang belum pernah nonton…..monggo….silahkan….tonton deh di Sabtu malam….!!

8 komentar:

  1. hhe.. benul itu.. benul benul benul. .hhe

    kalo kata eric cantona, dia pernah berkata: when u are a kid, u are not afraid to dare, to fight

    lanjutnya, beliau berpesan: never grow up my friends!!

    BalasHapus
  2. bes baca, jadi ingat ma diri sendiri..!

    BalasHapus
  3. terkadang aku juga malu kalo di tanya ini itu ma adek sendiri dirumah...huh pusing..heheh btw acara itu juga aku suka lho..

    BalasHapus
  4. Ya iya lah Jakarta lah pulak. Lain lah kita nih di daerah. Gimana mau merata dunia pendidikan kita semua pada fokus di pusat sana. Udah lagu lama, yang daerah tetap tertinggal terus.

    BalasHapus
  5. wah, saya juga pernah menyaksikan acara yang mencerahkan ini. sayangnya karena *sok sibuk* seringkali acara ini terlewatkan. hmm ... acara yang layak totnon ketimbang sinetron yang suka menjual mimpi, hehe ...

    BalasHapus
  6. saya yakin pak sudibyo kalah mbak...
    hahahaaha...

    BalasHapus
  7. Itu acara emang seharusnya mengingatkan kita semua (orang dewasa) tuk bisa Instrospeksi diri, saya teringat ama Ucapan "Gus dur" waktu masih jadi Presiden yang mengatakan anggota Dewan = Anak TK, kayaknya gak salah kok.

    BalasHapus
  8. acara sperti ini buat saya mendidik....selain dapat mengingatkan kembali ke pelajaran waktu sd, juga membuat diri kita instropeksi bahwa sbenarnya kebanyakan dari kita tidaklah lebih pintar dari anak kelas 5 sd....

    BalasHapus

Komentar 'Yes' but Spam...oh...'No'...!