MOHON MAAF, PELAWISELATAN DOT BLOG SPOT DOT COM SEDANG DALAM PROSES RENOVASI. HARAP MAKLUM UNTUK KETIDAKNYAMANAN TAMIPLAN. Semoga Content Sharing Is Fun Memberikan Kontribusi Positif Bagi Pengunjungnya. Semua Artikel, Makalah yang Ada Dalam Blog Ini Hanyalah Sebagai Referensi dan Copast tanpa menyebutkan Sumber-nya Adalah Salah Satu Bentuk Pelecehan Intelektual. Terimakasih Untuk Kunjungan Sahabat

10 Februari 2009

Kemasan Makanan Sebagai Media Pembelajaran


Media pembelajaran adalah salah satu poin yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Karena media pembelajaran berfungsi sebagai perantara atau pengantar sumber pesan (tenaga pendidik) kepada penerima pesan (peserta didik). Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. Salah satu manfaat dari penggunaan media pembelajaran ialah memungkinkan adanya interaksi langsung peserta didik dengan lingkungannya (sesuai dengan nilai falsafah CTL/Contextual Teaching Learning).

Jika kita bicara mengenai media, maka tidak sedikit tenaga pendidik di Pangkalan Brandan dan sekitarnya merasa kesulitan. Alasannya terbentur masalah dana. Padahal media pembelajaran tidak harus sesuatu yang mahal. Media dapat dibuat dengan biaya rendah atau bahkan gratisan. Alias menggunakan barang bekas. Salah satunya adalah kemasan makanan.

Kemasan makanan terkadang menjadi sampah yang sia-sia. Tetapi sebahagian dari benda-benda tersebut ada yang dapat kita manfaatkan sebagai media pembelajaran. Terutama bagi tenaga pendidik yang mengajar bahasa Inggris di tingkat SMP/MTs.

Salah satu diantara lima genre (Descriptive, Narrative, Recount, Report and Procedure) yang dituntut dalam standard Isi Bahasa Inggris untuk siswa di kelas 7 dan 9 adalah Procedure (Teks Prosedur). Banyak kemasan makanan yang menampilkan informasi sesuai dengan Rhetorical Steps (Langkah-langkah Retorika) yang dituntut dalam sebuah teks prosedur (Goal, Material and Steps) dan terkadang langkah-langkah tersebut tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa Inggris bahkan ada juga yang dilengkapi bahasa Arab (3 bahasa).

Untuk mendapatkan media ini, kita dapat menginstruksikan kepada peserta didik untuk mencari disekitar tempat tinggalnya dan harus yang sudah digunakan isinya (jadi bukan tenaga pendidik yang mencarinya). Langkah ini memotivasi anak untuk peduli dengan lingkungannya dan menanamkan nilai-nilai ‘penemuan’ dan ‘penelitian’ (sesuai falsafah pendekatan inquiri). Anak didik akan berlatih mengidentifikasi kemasan makanan yang memenuhi kriteria yang diharapkan, karena tidak semua kemasan makanan layak pakai untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada genre procedure. Beberapa kemasan yang dapat digunakan adalah kemasan mie instan, agar-agar powder, cereal, soft drink, dll. Kemasan makanan ini sesuai untuk kelas tujuh, tetapi untuk kelas sembilan kita dapat menggunakan petunjuk manual dari beberapa alat elektronik sebagai penyesuaian tingkat kesulitan kosa kata.

Jika kita menggunakan media ini, maka dapat dipadu dengan metode diskusi, berlitz, CTL dan tentu saja model pembelajarannya adalah Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperative). Mengenai pendekatannya yang paling ideal Pendekatan Inquiri (sebahagian orang berpendapat inquiri adalah metode… tapi ya gak perlu diperdebatkanlah, yang pentingkan nilai-nilai aktualisasinya….he he he….). Sedangkan life skill yang dilatih bisa speaking atau writing. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tetap terintegrasi keempat kecakapan hidup tersebut (listening, speaking, reading and writing). Selamat mencoba….!!

2 komentar:

  1. Hmm...ini yang dipake di Kisaran ya bu ?

    BalasHapus
  2. Makasih sudah berbagi..
    Sekarang saya sedang membuat Dus Makanan. Jika berkenan kunjungan balik ya :)

    BalasHapus

Komentar 'Yes' but Spam...oh...'No'...!